Sukses

Ekspansi ke Bank Digital, Astra Tambah Belanja Modal hingga Rp 25 Triliun

Sebagian besar belanja modal akan dialokasikan untuk membeli alat-alat berat kebutuhan grup PT United Tractors Tbk (UNTR).

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) berencana menambah belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 25 triliun. Belanja modal itu termasuk investasi perseroan untuk bank digital melalui akuisisi Bank Jasa Jakarta.

"Capex tahun lalu sekitar Rp 8 triliun. Untuk tahun ini capex kami perkirakan ada di kisaran Rp 20–25 triliun. Tergantung peluang-peluang bisnis baru yang bisa kami realisasikan tahun ini. Jadi fleksibel,” kata Head of Investor Relations Astra International, Tira Ardianti kepada wartawan, Jumat (5/8/2022).

Dalam catatannya, besaran capex teranyar ini telah menyamai periode sebelum pandemi. Sebelumnya, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 19 triliun.

Sebagian besar capex akan dialokasikan untuk membeli alat-alat berat kebutuhan grup PT United Tractors Tbk (UNTR).

Khususnya kontraktor pertambangan milik UNTR yaitu PT Pama Persada Nusantara. Selain itu, dari unit bisnis lain juga dianggarkan belanja modal rutin yang akan dibelanjakan. Baik dari otomotif, agribisnis, maupun segmen lainnya. Termasuk untuk inisiatif digitalisasi di grup Astra.

"Ada peluang investasi-investasi kami yang kemarin sempat tertunda karena pandemi akhirnya bisa dilakukan setelah situasi relatif membaik. Itu membuka peluang bahwa biaya belanja modal dan investasi akan meningkat jika ada peluang bisnis baru,” imbuh Tira.

Adapun sepanjang tahun ini, Astra Grup telah melakukan sejumlah aksi korporasi. Pada Februari 2022, Astra Grup melalui Astra Land Indonesia (ALI), menjalin kerjasama dengan LOGOS untuk mengembangkan dan mengelola gudang logistik modern di Indonesia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Investasi di Sayurbox

Pada Maret—April tahun ini, Astra juga meningkatkan investasinya di Sayurbox, platform e-commerce grosir, sehingga total investasi pada entitas tersbeut menjadi USD 13,6 juta. Serta investasi pada Mapan, platform perdagangan sosial berbasis komunitas digital senilai USD 5,4 juta.

Astra Grup membeli 5,43 persen saham PT Medikaloka Hermina Tbk, salah satu grup rumah sakit terbesar di Indonesia pada pertengahan tahun ini. Dilanjutkan dengan memimpin putaran pendanaan Paxel, bisnis logistik berbasis teknologi sebesar USD 14,5 juta.

Teranyar, Astra Grup menandatangani perjanjian pembelian saham untuk mengambil bagian 49,56 persen saham PT Bank Jasa Jakarta senilai Rp 3,9 triliun.

Penyelesaian transaksi ini tunduk pada pemenuhan semua kondisi yang ada dalam perjanjian, termasuk persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara salah satu entitas anak, United Tractors Tbk (UNTR) juga telah mengumumkan program pembelian kembali saham (buyback) hingga Rp 5 triliun pada Juli 2022.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Cuan di Investasi GOTO

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja yang moncer pada paruh pertama tahun ini. Raihan itu salah satunya dikontribusi dari investasi Astra pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Pada semester I 2022, perseroan membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 18,2 triliun, naik 106 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 8,8 triliun. Capaian itu termasuk keuntungan nilai wajar investasi pada GOTO senilai Rp 3,7 triliun.

Head of Investor Relations Astra International, Tira Ardianti menerangkan, beberapa tahun lalu Astra memang melakukan investasi di GOTO. Investasi pertama dilakukan dengan nilai USD 150 juta, disusul USD 100 juta. Sehingga totalnya jadi USD 250 atau sekitar Rp 3,7 triliun.

“Ketika GOTO IPO, maka akan muncul di pembukuan Astra fair value dari investasi GOTO. Nilai itu berkontribusi terhadap laba bersih yang totalnya naik 106 persen jadi Rp 18,2 triliun pada semester I 2022,” ujar Tira kepada wartawan, Jumat (5/8/2022).

Meski begitu, laba bersih Astra tetap tercatat tumbuh jika investasi pada GOTO tidak dicatatkan atau dikeluarkan dari pendapatan Astra semester I 2022. Disebutkan Tira, Astra masih mampu mengantongi laba sekitar Rp 14,5 triliun.

“Kalau misalnya keuntungan dari investasi di GOTO ini kita keluarakna, maka laba Astra senilai Rp 14,5 triliun. Masih tetap lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Naiknya 64 persen,” imbuh Tira.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mencatat kinerja keuangan positif selama enam bulan pertama 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang signifikan.

PT Astra International Tbk meraup pendapatan bersih Rp 143,69 triliun hingga Juni 2022. Pendapatan tersebut tumbuh 34 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 107,39 triliun. Pertumbuhan pendapatan itu didukung dari laba bersih perseroan. Astra International mencatat laba bersih Rp 18,17 triliun pada semester I 2022.Laba tersebut tumbuh 106 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,83 triliun.

Adapun laba tersebut termasuk keuntungan nilai wajar atas investasi pada GoTo. Perseroan menyatakan, jika tidak memperhitungkan keuntungan yang belum direalisasikan tersebut, laba bersih grup naik 64 persen menjadi Rp 14,5 triliun. Hal itu mencerminkan kinerja kuat dari hampir semua divisi bisnis terutama divisi alat berat dan pertambangan, otomotif dan jasa keuangan.

Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2022 sebesar Rp 4.541, naik 7 persen dibandingkan pada 31 Desember 2021. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 33,6 triliun pada 30 Juni 2022 dibandingkan Rp 30,7 triliun pada akhir 2021.

Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 33,6 triliun pada 30 Juni 2022, dibandingkan Rp 30,7 triliun pada akhir 2021. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 35,9 triliun pada 30 Juni 2022 dibandingkan Rp 39,2 triliun pada akhir 2021.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondoro menuturkan, pada semester I 2022, grup Astra mencatatkan kinerja yang baik pada hampir semua divisi bisnis, didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi dan meningkatnya harga komoditas secara signifikan.

“Kinerja grup untuk sisa tahun ini diperkirakan tetap kuat, meskipun grup diperkirakan masih akan menghadapi situasi yang belum stabil dan diliput ketidakpastian,” ujar dia dalam keterangan tertulis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.