Sukses

Nusa Konstruksi Enjiniring Kantongi Laba Bersih Rp 7,84 Miliar pada 2021

PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) mencatat laba bersih tetapi pendapatan turun pada 2021.

Liputan6.com, Jakarta - PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) membukukan laba bersih untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 7,84 miliar. Kondisi kinerja laba bersih itu berbeda dari periode sama tahun sebelumnya membukukan rugi bersih sebesar Rp 14,98 miliar.

Sepanjang 2021, PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk membukukan pendapatan Rp 366,45 miliar atau di atas target Perseroan sebesar Rp 345 – Rp 350 miliar. Realisasi pendapatan tersebut turun 23 persen dibandingkan 2020 sebesar Rp 478,93 miliar.

Perbaikan performa laba Perseroan di tengah turunnya pendapatan tersebut dihasilkan dari efisiensi dan efektifitas operasional yang dilakukan oleh perseroan.

Total beban kontrak sepanjang 2021 menyusut 26,9 persen (YoY), sementara beban usaha mampu turun lebih besar yaitu 35,7 persen dibandingkan 2020.

Direktur Utama PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk, Budi Susilo mengungkapkan, meskipun pada 2021 sektor konstruksi masih terpukul oleh Pandemi Covid-19, tetapi Perseroan mampu memperbaiki performa labanya melalui efisiensi dan efektivitas operasional.

“Tahun 2021, kami bisa membukukan laba bersih Rp 7,84 miliar setelah tahun sebelumnya merugi, raihan laba tersebut tertinggi dalam 4 tahun terakhir. Selain itu, kami juga mampu menurunkan rasio utang dengan kondisi likuiditas perusahaan yang semakin meningkat,” ungkap Budi Susilo dalam keterangan resmi, Rabu (6/4/2022).

Peningkatan performa juga terjadi pada neraca perusahaan dengan total ekuitas naik menjadi Rp 651,05 miliar. Sementara total liabilitas perseroan turun signifikan 21,8 persen (YoY) menjadi Rp 360,28 miliar.

Penurunan liabilitas terbesar berasal dari penurunan utang bank, penurunan utang perusahaan membuat beban keuangan Perseroan di tahun 2021 juga turun signifikan.

Realisasi tersebut membuat rasio utang terhadap modal (Debt to Equity) perseroan pada 2021 turun menjadi 0,55 kali dari sebelumnya sebesar 0,71 kali. Interest Bearing Debt to Equity Ratio juga turun menjadi 0,03 kali dari 0,09 kali.

Selain membaiknya kondisi leverage perusahaan, kondisi likuiditas perusahaan juga semakin kuat, tercermin dari kenaikan Current Ratio dari 1,4 kali menjadi 1,6 kali pada 2021.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gerak Saham DGIK

Pada penutupan perdagangan Rabu, 6 April 2022, saham DGIK naik 3,19 persen ke posisi Rp 194 per saham. Saham DGIK dibuka stagnan Rp 188 per saham.

Saham DGIK berada di level tertinggi Rp 196 dan terendah Rp 186 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.176 kali dengan volume perdagangan 1.950.403 saham. Nilai transaksi Rp 37,6 miliar.

Penguatan saham DGIK terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan pada Rabu, 6 April 2022. IHSG susut 0,62 persen ke posisi 7.104,21. Indeks LQ45 susut 0,84 persen ke posisi 1.030,11.

Sebagian besar sektor saham melemah.  IHSG berada di level tertinggi 7.147,99 dan terendah 7.090,22. Sebanyak 350 saham melemah. 190 saham menguat dan 148 saham diam di tempat.

 

3 dari 3 halaman

Buyback Saham

Sebelumnya, PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan.

Direktur PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk, Rahman Sadikin mengatakan, pembelian kembali atau buyback akan dilakukan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan setelah tanggal penyampaian keterbukaan informasi.

"Manajemen Perseroan bermaksud melakukan pembelian kembali saham (buyback saham) dengan anggaran sebanyak-banyaknya Rp 50 miliar dan atau jumlah nominal sebanyak-banyaknya 300 juta lembar saham atau sebesar 5,41 persen dari jumlah saham," ungkap Rahman, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 9 Maret 2022.

Pembelian saham ini menggunakan dana idle perseroan. Sehingga tidak akan mempengaruhi pendapatan dan pembiayaan Perseroan. Informasi saja, perseroan mencatat laba bersih per saham per 31 September 2021 adalah sebesar Rp 0,1. Sedangkan performa laba per saham setelah pembelian kembali dilaksanakan adalah sebesar Rp 7,17.

"Pelaksanaan pembelian kembali saham akan menyebabkan perubahan pada jumlah yang beredar, namun perubahan tersebut tidak signifikan terhadap performa laba per saham Perseroan,” kata Rahman.

Pembatasan harga saham untuk pembelian kembali saham akan dilakukan pada harga yang lebih rendah atau sama dengan harga pada hari sebelumnya. Dengan dilakukannya aksi ini, yang dibarengi komitmen menjaga cashflow Nusa Konstruksi Enjiniring, kemampuan perseroan untuk mencapai target tahun 2022 akan tetap terjaga.

"Ditambah dengan image Perseroan yang akan terbantu dengan stabilnya harga saham, akan melancarkan Perseroan mencapai tujuan bisnisnya,” pungkas Rahman.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.