Sukses

Bursa Saham Asia Lesu pada 1 April 2022, Indeks Nikkei Jepang Pimpin Koreksi

Bursa saham Asia Pasifik lesu menjelang akhir pekan, Jumat 1 April 2022 seiring wall street yang tertekan.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham di Asia Pasifik jatuh pada Jumat pagi (1/4/2021), menyusul koreksi di wall street dengan investor yang menantikan rilis survei swasta mengenai aktivitas manufaktur China pada Maret.

Indeks Nikkei 225 tergelincir 1,29 persen, karena saham SoftBank Group turun lebih dari 2 persen, sedangkan indeks Topix turun 1,2 persen.

Sentimen pada produsen besar Jepang memburuk dalam tiga bulan hingga Maret, menurut survei sentimen bisnis menurut survei kuartalan Bank of Japan. Indeks utama untuk sentimen produsen besar berada di 14, penurunan dari pembacaan kuartal sebelumnya di 17.

Di Korea Selatan, indeks Kospi merosot 0,65 persen. S&P/ASX 200 Australia turun sekitar 0,2 persen dalam perdagangan pagi. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan lebih rendah 0,22 persen.

Ke depan, Indeks Manajer Pembelian manufaktur Caixin/Markit akan dirilis pada 09:45 HK/SIN.

Melansir CNBC, data yang dirilis Kamis menunjukkan aktivitas pabrik China menyusut pada Maret, dengan PMI manufaktur resmi berada di 49,5, di bawah pembacaan Februari di 50,2. Tanda 50 poin dalam pembacaan PMI memisahkan pertumbuhan dari kontraksi. Pembacaan PMI berurutan dan mewakili ekspansi atau kontraksi dari month to month.

Data tersebut muncul saat China memerangi wabah COVID-19 yang paling parah sejak pandemi dimulai.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wall Street dan Indeks Dolar AS

Di Amerika Serikat, indeks S&P 500 turun sekitar 1,57 persen menjadi 4.530,41. Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 550,46 poin, atau 1,56 persen, menjadi 34.678,35. Indeks Nasdaq Composite turun 1,54 persen menjadi 14.220,52.

Koreksi di Wall Street terjadi karena imbal hasil Treasury AS 2-tahun dan 10-tahun terbalik sebentar untuk pertama kalinya sejak 2019, sebuah langkah yang dipandang sebagai sinyal peringatan potensial dari resesi ke depan. Perbedaan imbal hasil 2 tahun dan 10 tahun terakhir berada di wilayah negatif sebelum penguncian pandemi mengirim ekonomi global ke dalam resesi yang curam pada awal 2020. Hasil pada catatan Treasury 2-tahun terakhir duduk di 2,3547 persen, sedangkan hasil 10-tahun berada di 2,3635 persen.

Indeks USD berada di 98,318 setelah pemantulan baru-baru ini dari level di bawah 98. Yen Jepang diperdagangkan pada 121,80 per dolar, lebih kuat dari level di atas 122 yang terlihat terhadap greenback kemarin. Sedangkan, dolar Australia berpindah tangan pada 0,7486, turun dari level sekitar 0,747 yang terlihat kemarin.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.