Sukses

Gunung Raja Paksi Raup Pendapatan Setara Rp 7,2 Triliun hingga September 2021

Perusahaan baja, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) catat pendapatan tumbuh 7 persen hingga kuartal III 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan baja, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) membukukan pendapatan sebesar USD 502 juta atau sekitar Rp 7,21 triliun (asumsi kurs Rp 14.374 per dolar AS) hingga akhir Kuartal III (Q3) 2021.

Hal tersebut disampaikan Gunung Raja Paksi melalui siaran persnya yang diterima Liputan6.com, Jumat, 10 Desember 2021.

Perolehan pendapatan tersebut meningkat sebesar 7 persen dibanding periode sama 2020 sebesar USD 467 juta. Sementara laba bruto perseroan meningkat 363 persen (secara year on year) menjadi sebesar US$ 71 juta.

Perolehan EBITDA dan laba bersih perseroan juga meningkat masing-masing sebesar 235 persen YoY dan 369 persen YoY.

"Keberhasilan ini tidak terlepas dari strategi kami, khususnya dalam melakukan kontrol ketat atas harga beli bahan baku dan harga jual barang untuk memastikan seluruh persediaan yang dijual, sehingga menghasilkan marjin yang baik,” kata Presiden Direktur Gunung Raja Paksi Argo W Sangkaeng.

Argo mengatakan, perseroan terus berkomitmen menjaga dan mengoptimalkan performa finansial di aspek lain.

Salah satunya adalah struktur kapital, seperti perbaikan rasio debt to equity per kuartal ketiga 2021 menjadi 0,46 kali dari sebelumnya 0,51 kali, perbaikan interest coverage yang sejalan dengan peningkatan EBITDA, dan penurunan utang bersih (net debt).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja Operasional

Sementara untuk performa operasional, lanjut Argo, hingga kuartal ketiga 2021, Gunung Raja Paksi memproduksi baja curah (crude steel) sebesar 430 ribu ton atau meningkat 27,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Namun, perseroan mengalami penurunan volume produksi dan volume penjualan, masing-masing sebesar 12,7 persen dan 26,2 persen.

"Penurunan volume produksi dan penjualan ini terkait strategi kami dalam melakukan kontrol ketat dan selektif terhadap penetapan harga beli bahan baku dan harga jual barang jadi, guna memaksimalkan profitabilitas,” kata Argo.

Selain mengenai performa keuangan dan operasionalnya,  jajaran direksi Gunung Raja Paksi juga menjelaskan mengenai napak tilas perseroan, tesis pertumbuhan serta rencana investasi perseroan, termasuk perkembangan strategi bisnis dan inisiatif ESG.

Termasuk produk-produk perseroan yang telah tersertifikasi, baik secara lokal maupun internasional, serta komitmennya untuk terus memenuhi kebutuhan pasar.

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.