Sukses

Goldman Sachs Raih Persetujuan Akuisisi Perusahaan Sekuritas di China

Pengumuman itu muncul di tengah meningkatkan ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS).

Liputan6.com, Jakarta - Goldman Sachs Group Inc memenangkan persetujuan untuk mengambil 100 persen kepemilikan atas perusahaan patungan sekuritas di China.

Ini langkah penting demi mengembangkan usaha. Bahkan saat ketegangan politik meningkat dan tindakan keras Beijing terhadap sektor swasta memicu risiko tinggi.

Kebijakan China memberi perusahaan peluang kebebasan dalam mengejar strategi pertumbuhan yang lebih jelas.

Strategi meliputi menggandakan tenaga kerja di China menjadi 600 meningkatkan aset dan wealth management pada 202. Bank Amerika Serikat (AS) telah menambahkan 116 staf di China sehingga totalnya mencapai 400 lebih, kata seorang juru bicara.

Bank-bank global berusaha meraih pijakan yang lebih besar ketika pasar China dibuka. Berlomba-lomba mengisi bagian dari potensi keuntungan miliaran dolar AS. Persetujuan dari China Securities Regulatory Commission merupakan akhir penantian 17 tahun bankir China Fang Fenglei yang mendirikan Gao Hua Securities berkat pinjaman Goldman pada 2004 lalu.

"Ini menandai dimulainya babak baru bisnis di China dan memungkinkan kami (Goldmans Sachs) memposisikan perusahaan sebagai untuk pertumbuhan jangka panjang. Selain itu meraih kesuksesan di pasar di bawah satu entitas dengan kepemilikan penuh," tulis pimpinan tertinggi Goldman Sachs, David Solomon, John Waldron, dan Stephen Scherr dalam catatan internal perusahaan, dikutip dari laman Yahoo Finance, ditulis Selasa (19/10/2021).

Pengumuman itu muncul di tengah meningkatkan ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS). Ada pengenaan sanksi kepada beberapa pejabat China dan pembatasan investasi. Beberapa anggota parlemen AS mempertanyakan sokongan bank-bank besar ke China.

Mereka mengandalkan investasi guna membantu mengubah ekonomi yang dipimpin ekspor. Beijing juga telah menindak luas sektor swastanya. Imbasnya mengguncang pasar dan mendorong investor terkemuka. Misalnya investor AS George Soros mendapat peringatan agar tidak berinvestasi di China.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perjalanan Goldman Sachs

Goldman Sachs adalah perusahaan Wall Street kedua yang diberikan kepemilikan penuh atas operasi sekuritas. Persetujuan itu datang sekitar 10 bulan setelah menandatangani perjanjian dengan mitranya untuk mengambil kendali penuh.

Perusahaan membutuhkan waktu tujuh bulan untuk memenangkan tender pada Maret 2020. Saat itu persetujuan baru sebatas memasukan investsi dalam usaha dari 33 persen menjadi 51 persen.

Goldman telah bersaing untuk menjadi bank Wall Street perdana dengan kontrol penuh di China bersama JPMorgan Chase & Co yang menerima persetujuannya dua bulan lalu. Dengan lampu hijau China, bank tersebut sekarang resmi menguasai semua operasinya di seluruh Asia-Pasifik.

Pada 2011, Goldman Sachs mulai mengakuisisi sisa 55 persen dari Australia Venture dengan JBWere Ltd. Akuisisi dilakukan setelah pegang saham minoritas sejak 2003. Bank AS ini mulai  perusahaan jasa keuangannya di India pada 2006, setelah mengakhiri aliansi 10 tahun dengan miliarder India Uday Kotak.

 

Reporter: Ayesha Puri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.