Sukses

Mengenal Bill Hwang, Sosok di Balik Archegos yang Kirim Kejutan ke Wall Street

Archegos Capital Management adalah kendaraan investasi keluarga atau family office yang didirikan oleh mantan analis Tiger Manajemen, Bill Hwang pada 2013.

Liputan6.com, Jakarta - Dua bank raksasa global, Nomura dan Credit Suisse, melaporkan potensi kerugian pada kuartal I 2021. Laporan ini menyusul ada margin call. Hal tersebut mengejutkan bursa saham Amerika Serikat atau wall street.

Saham Nomura dan Credit Suisse tertekan pada awal pekan ini dan nilai kapitalisasi pasar saham bank tersebut susut pada 29 Maret 2021.

Saham Nomura turun 16,3 persen, dan alami rekor penurunan satu hari. Sementara itu, saham Credit Suisse merosot 14 persen, penurunan terbesar dalam setahun. Berdasarkan hasil penelusuran, banyak laporan yang mengaitkan hal ini dengan perusahaan investasi Archegos Capital Management.

Archegos Capital Management adalah kendaraan investasi keluarga  atau family office yang didirikan oleh mantan analis Tiger Manajemen, Bill Hwang pada 2013. 

Lantas, siapa Bill Hwang ini?

Dilansir dari CNBC, Kamis (1/4/2021), Bill Hwang adalah mantan anak didik dari manajer hedge fund legendaris Julian Robertson yang membimbing dan mendukung beberapa investor dengan kinerja terbaik, termasuk Stephen Mandel, Lee Ainslie dan Chase Coleman. Investor yang dilatih oleh Mr. Robertson yang kemudian memulai perusahaan hedge-fund mereka sendiri dikenal di Wall Street sebagai “Tiger Cub”.

Hwang memulai sebagai salesman saham di Hyundai Securities pada awal 1990-an. Sebelum Archegos, Hwang membangun hedge fund Tiger Asia Management yang berbasis di New York dan berfokus pada investasi Asia. 

Pada 2012, Hwang mengaku bersalah telah melakukan insider trading terhadap saham bank China. Hwang kemudian setuju membayar USD 44 juta atau sekitar Rp 639,12 miliar (asumsi kurs Rp 14.525 per dolar AS) untuk menyelesaikan dakwaan dari Komisi Sekuritas dan Bursa. 

Agensi tersebut menuduh Hwang menggunakan informasi rahasia yang diterima dalam penawaran penempatan pribadi (private placement offerings) untuk menjual tiga saham bank China dengan short selling. 

Short selling adalah strategi saat investor menjual saham pinjaman dengan tujuan untuk membelinya kembali di masa depan dengan harga yang lebih rendah. Setelah penyelesaian, Hwang menutup Tiger Asia Management dan lahirlah Archegos. Archegos adalah kata alkitabiah Yunani untuk pemimpin atau pangeran.

"Ini adalah waktu yang menantang bagi kantor keluarga Archegos Capital Management, mitra dan karyawan kami. Semua rencana sedang dibahas saat Tuan Hwang dan tim menentukan jalan terbaik ke depan,” kata Karen Kessler, juru bicara Archegos.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apa yang salah?

Archegos mengadakan taruhan besar di saham media AS ViacomCBS dan Discovery, serta beberapa ADR internet China termasuk  Baidu, Tencent dan Vipshop.

Beberapa posisi dipegang melalui total return swaps, sejenis derivatif yang memungkinkan investor untuk mengambil saham besar tanpa mengungkapkan posisi tersebut secara publik.

Taruhan ini mulai memperlihatkan hasil yang tidak menggembirakan setelah penawaran saham ViacomCBS senilai USD 3 miliar melalui Morgan Stanley dan JPMorgan pada awal pekan lalu gagal. Ini memicu efek domino dengan broker utama bergegas untuk keluar dari posisi atas nama Archegos dan menghasilkan margin call yang sangat besar.

Dalam margin call, pialang meminta investor menyetor uang atau sekuritas tambahan ke dalam rekening ketika suatu posisi turun tajam nilainya. Pialang biasanya menjual sekuritas dalam perdagangan blok, seringkali dengan harga diskon untuk harga saham saat ini sebagai upaya untuk memulihkan kerugian.

Nomura, broker utama untuk Archegos, pada Senin, 29 Maret melaporkan tentang potensi ‘kerugian signifikan’ yang diperkirakan mencapai USD 2 miliar akibat penurunan perdagangan. Credit Suisse mengatakan kerugian akibat aksi jual ini bisa menjadi ‘sangat signifikan dan material’ untuk hasil kuartal pertama.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Hwang dan Badan Amal dengan Aset USD 500 juta

Hwang juga memiliki badan amal bernama “The Grace and Mercy Foundation” dengan aset USD 500 juta atau Rp 7,2 triliun. Yayasan tersebut telah mempertahankan profil rendah di dunia amal, bahkan dengan ukurannya yang sangat besar.

Badan amal tersebut telah menciptakan penghapusan pajak yang besar untuk investasi Hwang. Misalnya, Hwang menyumbangkan keuntungan USD 20 juta di saham Amazon pada tahun terakhir, yang memungkinkannya untuk menghindari pajak capital gain dan mendapatkan pengurangan pajak.Hwang menyumbangkan USD 16 juta pada tahun terakhir untuk Korean Christian. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.