Sukses

Ketua The Fed Jerome Powell Ingatkan Risiko Bitcoin

Ketua the Federal Reserve, Jerome Powell menuturkan, bitcoin sebagai aset spekulasi dan tidak menggantikan dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua the Federal Reserve (the Fed), Jerome Powell mengatakan, masyarakat Amerika Serikat (AS) harus memahami risiko di balik bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Bahkan ketika bank sentral sendiri mempelajari potensi biaya dan manfaat dari dolar digital.

Powell mengatakan, the Fed lebih suka menyebut koin kripto sebagai "aset kripto” karena volatilitasnya merusak kemampuan untuk menyimpan nilai, fungsi dasar dari sebuah mata uang.

“Mereka sangat tidak stabil, lihat bitcoin, dank arena itu tidak terlalu berguna sebagai penyimpan nilai. Mereka lebih merupakan aset untuk spekulasi. Jadi mereka juga tidak terlalu digunakan sebagai alat pembayaran. Ini pada dasarnya adalah pengganti emas dari pada dolar AS,” ujar dia seperti dilansir dari yahoo finance, Rabu (24/3/2021).

Bitcoin telah melonjak hampir 10 kali lipat nilainya dibandingkan dengan tahun lalu. Harga bitcoin sentuh USD 57.000 pada Senin, dan harga tersebut melonjak dari posisi Maret 2020 di kisaran USD 5.830.

Hal tersebut sering dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi, dan kekhawatiran inflasi telah meningkat karena the Fed mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek yang mendekati nol selama setahun terakhir.

The Fed juga menyuntikkan USD 120 miliar ke dalam sistem perbankan setiap bulan dengan membeli surat berharga atau treasury dan sekuritas berbasis mortgage.

Meskipun bitcoin jarang digunakan dalam transaksi, itu bisa berubah. Pembuat mobil listrik Tesla mengatakan, pihaknya membeli USD 1,5 miliar bitcoin dan akan segera menerima pembayaran bitcoin untuk mobilnya.

Powell juga mengatakan, the Fed sedang meneliti potensi mata uang digital bank sentral. Namun, ia belum memutuskan untuk menerapkannya.

"Kami tidak dalam mencoba membuat keputusan pada saat ini. Kami sedang bereksperimen dengan teknologi,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Risiko dan Manfaat Uang Digital

Akan tetapi, ia menambahkan peran penting dolar AS sebagai cadangan mata uang terkemuka di dunia. The Fed memiliki kewajiban untuk menjadi terdepan dalam memahami biaya dan manfaat dari mata uang digital bank sentral atau CBDC.

Pada saat yang sama, Powell mengatakan, the Fed tidak perlu terburu-buru, atau “menjadi yang pertama di pasar”. Banyak bank sentral lain sedang menjajaki CBDC termasuk China, dan beberapa pengamat khawatir China berada di depan AS.

Powell menuturkan, the Fed sedang melakukan penelitian melalui laboratorium teknologi internal dan juga berkolaborasi dengan MIT melalui Federal Reserve Bank of Boston, salah satu dari 12 bank the Fed regionalnya.

“Pertanyaan ambang batas sebenarnya bagi kami adalah, apakah publik menginginkan atau membentuk digital baru dari uang bank sentral untuk melengkapi sistem pembayaran yang sudah sangat efisien, andal dan inovatif,” kata dia.

Ia menuturkan, ada risiko dan manfaat untuk mata uang digital. Manfaatnya termasuk sistem pembayaran yang lebih efisien dan inklusif. Sementara risikonya melibatkan serangan dunia maya, pencucian uang dan pendanaan teroris.

Ada juga risiko mata uang digital dapat dipegang oleh individu secara elektronik sehingga dapat melewati bank. “Kami tidak ingin bersaing dengan bank untuk mendapatkan pendanaan,” ujar dia.

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Ia mengatakan, kongres kemungkinan perlu mengesahkan undang-undang yang mengizinkan CDBC sebelum the Fed membuat undang-undang.

"Kami tidak akan melanjutkan ini tanpa dukungan dari Kongres, dan saya pikir itu idealnya datang dalam bentuk undang-undang yang berwenang,” tutur Powell.

Ketua the Fed juga mengungkapkan beberapa kekhawatiran tentang apa yang disebut “stablecoin” yang merupakan mata uang digital yang dipatok pada nilai mata uang yang didukung pemerintah seperti dolar AS dan euro. Libra Facebook juga menjadi contoh stablecoin.

“Adopsi stablecoin global yang berpotensi cepat dan luas, yang berpotensi menjadi mata uang global yang diatur hanya oleh insentif perusahaan swasta, adalah sesuatu yang pantas dan akan menerima tingkat ekspektasi regulasi tertinggi.  Koin stabil pribadi tidak akan menjadi pengganti yang tepat untuk sistem moneter yang sehat berdasarkan uang bank sentral,” ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.