Sukses

Sektor Saham Energi Merosot, Wall Street Tertekan

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah seiring investor menanti laporan keuangan perusahaan.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah seiring investor menanti laporan keuangan perusahaan. Indeks saham S&P 500 dan Nasdaq sentuh level terendah usai capai posisi tertinggi.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 59,34 poin atau 0,22 persen ke posisi 26.597,05.

Indeks saham S&P 500 turun terbatas 6,43 poin atau 0,22 persen ke posisi 2.927,25. Indeks saham Nasdaq susut 18,81 poin atau 0,23 persen ke posisi 8.102,02.

Sektor saham energi menjadi hambatan terbesar indeks saham S&P 500 seiring harga minyak yang melemah.

Sementara itu, indeks saham Nasdaq mendapat bantuan dari pendapatan eBay Inc yang optimis dan pergerakan saham produsen chip yang reli, seiring investor mencermati laporan kinerja yang beragam.

Indeks saham S&P 500 ditutup sekitar 0,5 persen di bawah rekor tertinggi harian pada akhir September setelah reli sekitar 17 persen year to date. Hal itu didukung bank sentral AS atau the Federal Reserve yang dovish, harapan kesepakatan perdagangan AS-China, dan laporan keuangan yang optimistis.

Akan tetapi, perusahaan besar seperti Microsoft Corp, Facebook Inc melaporkan kinerja keuangan usai penutupan perdagangan wall street pada Rabu waktu setempat. Sedangkan Amazon.com dan Intel Corp melaporkan kinerja pada perdagangan Kamis sore waktu setempat.

"Sementara untuk harapan laporan kinerja yang baik dari keempat perusahaan itu baru-baru ini dan valuasi yang relatif membuat pelaku pasar tetap menunggu," ujar Direktur Pelaksana Wedbush Securities, Michael James, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (25/4/2019).

"Tidak ada berita yang menggerakkan pelaku pasar untuk membuat taruhan lebih besar pada apa pun setelah langkah besar kemarin," ia menambahkan.

Keuntungan perusahaan masuk indeks saham S&P 500 diperkirakan susut 1,1 persen pada kuartal I 2019. Hampir 78 persen dari 129 perusahaan yang melaporkan kinerja keuangan sejauh ini telah melampaui estimasi pendapatan.

"Gambaran keseluruhan menegaskan ekonomi berada pada pijakan yang kuat itu condong ke sisi positif," tutur Head of Americas Thematic Investing UBS Global Wealth Management, Laura Kane.

"Pasar berhenti sejenak. Pelaku pasar hadapi laporan keuangan pada pekan ini dan berikutnya. Tidak ada yang akan mengubah prospek ekonomi secara keseluruhan," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sektor Saham

Hanya tiga dari 11 sektor saham industri S&P 500 yang berakhir di wilayah positif. Sektor saham real estate membukukan kenaikan terbesar 0,8 persen. Sedangkan sektor saham energi alami penurunan terbesar sekitar 1,6 persen.

Sektor saham teknologi kehilangan keuntungan pada akhir sesi dan ditutup melemah 0,01 persen. Indeks Philadelphia Semiconductor menguat 0,95 persen setelah capai level tertinggi sepanjang masa. Saham Texas Instruments Inc naik 1,8 persen usai laporan kuartalan.

Saham Caterpillar Inc melemah tiga persen karena kenaikan biaya margin.

Saham AT&T menjadi penghambat terbesar indeks saham S&P 500 dengan melemah empat persen setelah operator nirkabel terbesar kedua AS melaporkan pendapatan kuartalan di bawah perkiraan wall street.

Saham EBay melonjak 55 persen setelah perusahaan menaikkan penjualan dan perkiraan laba.

Saham Anadarko Petroleum Corp melonjak 11,6 persen sehingga memberikan dorongan terbesar indeks saham S&P 500 setelah Occidental Petroleum Corp berusaha menghentikan pengambilalihan perusahaan oleh Chevron Corp dengan tawaran USD 57 miliar.

Saham Boeing Co ditutup naik 0,38 persen bahkan setelah membatalkan prospek 2019 dan melaporkan pendapatan kuartalan di bawah perkiraan. Hal ini karena pesawat 737 Max. Saham Boeing telah  melemah 11 persen sejak kecelakaan di Ethiopia pada awal Maret.

Volume perdagangan saham tercatat 6,57 miliar saham di wall street dibandingkan rata-rata perdagangan saham 6,65 miliar saham selama 20 sesi terakhir.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.