Sukses

Bursa Asia Tertekan Seret IHSG Naik Tipis

Ada sebanyak 165 saham bergerak di zona merah sehingga menahan penguatan IHSG.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bergerak variasi pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Harga minyak dunia dan perkembangan bursa saham regional mempengaruhi laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa (26/1/2016), IHSG naik tipis 4,68 poin atau 0,10 persen ke level 4.510,46. Indeks saham LQ45 merosot 0,40 persen ke level 782,92. Sebagian besar indeks saham acuan cenderung melemah pada hari ini.

Ada sebanyak 165 saham bergerak di zona merah sehingga menahan penguatan IHSG. Sedangkan 96 saham menguat maka IHSG dapat naik terbatas dan 88 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat sentuh di level tertinggi 4.517,36 dan terendah 4.483,28 pada hari ini.

Transaksi perdagangan saham tidak terlalu ramai pada hari ini. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 190.228 kali dengan volume perdagangan saham 2,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 3,9 triliun.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 200 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 200 miliar.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham merosot kecuali sektor saham barang konsumsi naik 2,23 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 1,27 persen.

Sedangkan sektor saham tambang merosot 2,07 persen, dan memimpin penurunan pada hari ini. Disusul sektor saham industri dasar turun 0,88 persen dan sektor saham keuangan susut 0,82 persen.

Pada perdagangan Selasa pekan ini, nilai tukar rupiah berada di kisaran 13.858 per dolar AS. Bursa saham Asia cenderung tertekan pada hari ini.

Indeks saham Hong Kong Hang Seng merosot 2,48 persen ke level 18.860, disusul indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 1,15 persen ke level 1.871, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 2,35 persen ke level 16.708, indeks saham Shanghai turun 6,42 persen ke level 2.749, dan indeks saham Singapura melemah 2.545,61.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan gerak IHSG cenderung variasi didorong harga minyak dunia kembali melemah. Hal itu menyeret sektor saham pertambangan cenderung tertekan.

Selain itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah juga menyeret bursa saham Asia ke zona merah sehingga berdampak ke IHSG. "Pengaruh harga minyak dan bursa saham global yang mempengaruhi IHSG," kata dia. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.