Sukses

Melantai Perdana, Saham Bank Harda Naik Tipis

Pada debut perdananya, saham BBHI dibuka dengan harga Rp 134 per saham atau naik Rp 9 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Harda Internasional Tbk resmi menjadi emiten ke 12 pada 2015. Hal itu ditandai dengan tercatatnya saham perseroan dengan kode BBHI di papan pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Saham BBHI yang ditawarkan ke publik sebanyak 800 juta saham dengan nominal Rp 100. Adapun harga dalam penawaran saham sebesar Rp 125 per saham.

Pada debut perdananya, saham BBHI dibuka dengan harga Rp 134 per saham atau naik Rp 9 per saham. Saham BBHI berada pada level terendah Rp 134 per saham dan tertinggi Rp 170 per saham.

BBHI ditransaksikan sebanyak 135 kali dengan volume 86 ribu lot. Nilai transaksi pada perdagangan perdana ini mencapai Rp 1 miliar.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat mengatakan, aksi korporasi ini merupakan langkah bersejarah bagi BBHI. Dengan begitu, kinerja perseroan akan lebih baik.

"Kami menyadari aksi korporasi BBHI suatu hal bersejarah, suatu langkah manajemen dan pemilik untuk berkembang lebih maju ke depannya," kata dia, Jakarta, Rabu (12/8/2015).

Perseroan pun dengan tercatatnya saham, kinerjanya akan membaik di tengah kondisi perekonomian yang memburuk.

"Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, kami optimis dapat meningkatkan pertumbuhan penyaluran kredit tahun ini karena ekspansi kredit akan kami fokuskan dua sektor yakni ritel dan komersial yang pertumbuhannya, cukup tinggi," kata Direktur Utama BBHI Antonius Prabowo Argo.

Dari penawaran perdana, perseroan mengincar dana segar sebesar Rp 100 miliar. Dana hasil penawaran saham perdana akan digunakan untuk penyaluran kredit.

Sementara, total kapitalisasi pasar saham sebesar Rp 451,68 miliar. Kapitalisasi pasar itu terbentuk dari total saham yang dicatatkan di BEI mencapai 3,61 miliar saham terdiri dari pendiri saham sebesar 2,81 miliar saham dan penawaran saham perdana 800 juta saham.

Dengan pelaksanaan penawaran saham perdana, jumlah pemegang publik mencapai 651 pihak.

Pemegang saham perseroan setelah pelaksanaan penawaran saham perdana dan employee stock allocation (ESA) antara lain PT Hakimputra Perkasa sebesar 72,66 persen, Kwee Sin To sebesar 5,43 persen, publik sebesar 21,88 persen, dan ESA sebesar 0,03 persen.

Sebagai informasi, perseroan membukukan laba bersih periode berjalan Rp 12,44 miliar pada 31 Desember 2014 dari periode 31 Desember 2013 sebesar Rp 11,46 miliar. Lalu pendapatannya mencapai Rp 81,74 miliar pada tahun lalu. Total aset mencapai Rp 2,02 triliun pada 31 Desember 2014. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.