Sukses

Peragaan Busana Batik Fractal Karya Sukabumi-Cianjur, Komisioner LPS Dorong Masuk Pasar Internasional

Berbagai model busana bermotif batik fractal karya 30 UMKM Sukabumi-Cianjur dipamerkan. Tampilkan keindahan budaya berteknologi modern

Liputan6.com, Sukabumi - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar peragaan batik dan pameran batik fractal oleh 30 UMKM dari dua wilayah Sukabumi dan Cianjur bertajuk tema ‘Mapag Sri’. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari Jumat-Sabtu (23-24 Februari 2024), di Gedung Juang Kota Sukabumi.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi mengatakan, kegiatan itu mewadahi para pengrajin batik di Sukabumi untuk meningkatkan kemampuan karya seni dengan teknologi batik fractal. Menurutnya, kualitas yang ditampilkan punya potensi masuk pasar internasional.

“Saya lihat agak kaget juga aslinya bagus, sudah boleh dibawa ke ajang internasional dan mungkin kualitasnya dipastikan betul-betul bagus dalam artian kondisi ga luntur. Nanti akan kita cek, tapi potensinya amat bagus sekali, kalau dilihat tadi kan modelnya bagus,” ujar Purbaya Yudhi, Jumat (23/2/2024).

Yudhi mengaku kepincut dengan fashion batik yang dipamerkan, dia pun berencana memesan beberapa baju batik untuk dipakai sehari-hari. Berbagai produk bertema batik fractal digelar mulai dari pakaian, kain, hingga souvenir. Ia menilai, batik ini bisa jadi peluang dongkrak perekonomian pariwisata. 

Terlebih akses jalan tol dari pusat ibu kota menuju Sukabumi sudah bisa digunakan. Pihaknya berharap sentra batik tak hanya berpusat di Jawa Tengah dan Cirebon, tapi juga wilayah lainnya di Jawa Barat. 

“Saya harap juga ini bisa merebut selain pasar domestik juga pasar internasional. Kalau domestik kan kita makan punya yang lain, kalau international kita makan punya negara lain,” ungkapnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keunggulan Batik Fractal

Pihak LPS menilai, batik fractal ini mempunyai keunggulan tersendiri yang dibuat menggunakan software algoritma matematika, sehingga pola atau coraknya tak terbatas. Dalam pelatihan tahap satu ini, kata Purbaya, dilakukan sejak September 2023 dengan menggelontorkan dana mencapai Rp9 miliar.

“Tahun pertama sekitar Rp9 miliar, tahun 2024 mungkin akan lebih dinaikkan lagi sesuai dgn perkembangan yang kita lihat. Kalau perkembangannya positif dan memang bisa betul-betul masuk ke pasar dunia, inves akan lebih banyak lagi. Kalau sudah laku dan ga perlu didukung lagi kita akan lepas,” jelasnya.

Meskipun dibuat dengan bantuan teknologi, menurutnya, tak akan merubah nilai dasar batik sebagai budaya khas pulau Jawa. Sehingga bisa memperkaya pola batik yang tek terbatas. Pihaknya berencana mengembangkan potensi industri batik khususnya motif fractal ini ke ranah internasional.

“Itu keistimewaan g-batik, makanya Malaysia sempat ingin membayar mahal tapi saya cegah dengan cara tadi, saya kasih program dalam negeri supaya mereka bisa berkembang dan punya software. Tahun depan kita akan bawa ke New York Fashion Show. Tahun ini ke Jakarta Fashion Week. Yg jelas kita lihat dulu, majukan terus kualitasnya sehingga bisa bersaing secara internasional,” ungkapnya. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.