Sukses

Polemik Sebutan Pantai Cibutun Loji Sukabumi Terkotor Nomor 4 di Indonesia oleh Pandawara Group

Video viral Pandawara Group tentang pantai Cibutun Pesisir Loji disebut pantai terkotor nomor 4 di Indonesia, menuai pro dan kontra.

Liputan6.com, Sukabumi - Video ajakan aksi bersih-bersih sampah di pesisir pantai Cibutun Loji, Kabupaten Sukabumi oleh sekelompok pemuda asal Bandung bernama Pandawara Group, menuai pro kontra beberapa pihak.

Video itu, menunjukkan sekelompok pemuda memasang tiang dengan tulisan 'Selamat Datang di Pantai Terkotor No 4 di Indonesia' di pantai Cibutun Loji yang berada di Kampung Cibutun, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. 

Unggahan Pandawara Group dibanjiri komentar warganet berisi ajakan untuk bergabung dalam kegiatan bersih-bersih pantai selama dua hari, pada tanggal 6 dan 7 Oktober. Ajakan ini terbuka bagi semua warga Sukabumi yang peduli terhadap lingkungan.

Ketua Karang Taruna Kecamatan Simpenan, Deris Alfauzi mengungkapkan, pihaknya memprotes pembuatan konten video tersebut lantaran tidak ada koordinasi dan komunikasi dengan warga maupun pemerintahan setempat. 

"Sangat menyayangkan karena tidak ada komunikasi terlebih dahulu apalagi ada statemen di sana, ada tulisan bahwasanya Pantai Cibutun itu adalah pantai terkotor keempat di Indonesia," ujar Deris Alfauzi, Selasa (3/10/2023). 

Selain itu, pihaknya juga keberatan dengan adanya pemasangan kertas bertuliskan 'Selamat Datang di Pantai Terkotor No 4 di Indonesia' yang terlihat dalam konten video tersebut.

"Hari ini KNPI, Karang Taruna, beserta koordinator OKP dan Ormas sedang menelusuri kebenaran video tersebut, dan kami akan secepatnya menyikapi hal ini karena video tersebut sudah menjadi viral. Kami berharap ada klarifikasi dari pihak yang membuat konten tersebut," kata dia.

Lebih lanjut, pihaknya juga menyampaikan, jika dalam waktu dekat tidak ada klarifikasi dari sekelompok pemuda tersebut, maka pihaknya akan menyomasi video viral itu, dan melaporkan kepada aparat penegak hukum. 

"Kita akan membuat somasi terkait video viral tersebut dan dalam 2x24 jam kalau tidak ada kejelasan, maka kita akan kita laporkan, karena itu membuat konten tanpa konfirmasi dan tidak tahu fakta sebenarnya," terang dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemda Rencanakan Pembersihan Pesisir dalam Waktu Dekat

Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman menyampaikan, hasil rapat koordinasi tersebut menetapkan bahwa pembersihan pantai Cibutun Loji akan dilaksanakan dari tanggal 4 hingga 7 Oktober 2023 mendatang. Ade menegaskan bahwa ini bukan kali pertama pembersihan dilakukan, dan semua pihak akan terlibat dalam upaya membersihkan pantai tersebut.

"Insya Allah kita akan laksanakan tanggal 4 sampai tanggal 7. Mudah-mudahan lancar. Ini kan ramai di medsos yang viral, tapi ini kewajiban kita. Sekaligus ada bakti dari TNI tanggal 5, jadi tanggal 4 Insya Allah dilaksanakan," kata Ade Suryaman, Senin (2/10/2023).

Dia juga mengungkapkan keraguan tentang penentuan standar yang digunakan untuk memberikan predikat 'pantai terkotor nomor 4'. Dia menyoroti umumnya untuk peringkat seperti juara 1 atau juara 3, terdapat standar yang jelas yang menjadi dasar penilaian. Namun, dalam kasus ini, standarnya tidak terdefinisi dengan baik.

Dalam video viral tersebut, Pandawara Group menancapkan kertas bertuliskan 'Selamat Datang di Pantai Terkotor No. 4 di Indonesia', tetapi, predikat ini menjadi pertanyaan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Sukabumi.

"Itu kan enggak ngerti juga, kan namanya terkotor nomor 4 itu kan harus ada standarnya. Kita jadi juara 1, juara 3 biasanya ada standarnya. Mereka menetapkan itu bagaimana. Kita juga kan enggak ngerti," tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Tak Berdampak pada Wisata Geopark Ciletuh

Terkait dengan label Pantai Cibutun sebagai pantai terkotor keempat di Indonesia yang diberikan oleh Pandawara Group, Ade menegaskan bahwa hal ini tidak akan berdampak pada status Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGG) di Kabupaten Sukabumi.

"Kita usahakan Kabupaten Sukabumi harus bersih. Apalagi kita akan jadi tuan rumah Summit 2024. Selain itu juga kita sudah memiliki Wistara Kabupaten/Kota Sehat. Oleh karena itu, kita bersihkan itu pantai," jelasnya.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi telah melakukan pengecekan terhadap kondisi tumpukan sampah yang terdapat di pantai Cibutun Loji, Kecamatan Simpenan. Pihaknya menyebut, upaya pembersihan pantai perlu alat berat. 

Endang Suherman, Subkoordinator Bidang Pengangkutan Sampah di DLH Kabupaten Sukabumi, menyatakan tumpukan sampah di pantai ini mungkin memerlukan penggunaan alat berat untuk menggerakkan sampah-sampah yang telah tertimbun, mengingat kondisinya yang sudah terlanjur terpendam dalam pasir. Dalam beberapa kasus, pengangkatan sampah secara manual mungkin cukup sulit untuk dilakukan.

"Saya kira harus ada alat berat untuk mendorong sampah-sampah yang kelihatannya sudah tertimbun, mungkin secara manual akan cukup kesulitan mengambil sampah yang tertimbun di dalam pasir ini," ujar Endang Suherman.

Endang menyatakan, komitmen pihaknya untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pembersihan tersebut. Mereka berencana untuk mengumpulkan sampah-sampah jenis non-organik, seperti plastik dan kain, dengan niat untuk mendaur ulang atau membuangnya sesuai prosedur yang berlaku. Sampah organik akan kemungkinan dipilah terpisah.

"Kita sangat mendukung dan berpartisipasi, mungkin untuk teknis seperti yang pernah dilaksanakan di pantai talanca Loji itu, kita bantu memungut sampah jenis pelastik kain yang non-organik, barangkali nanti organiknya kita akan pisah," tutur dia.

Namun, salah satu kendala yang dihadapi dalam upaya pembersihan ini adalah akses yang sulit dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah. Oleh karena itu, hasil pembersihan ini harus diangkut ke pinggir jalan yang dapat dilalui oleh truk pengangkut sampah dari DLH.

"Akses yang agak sulit dijangkau oleh angkutan sampah barangkali itu merupakan tantangan dalam pelaksanaan bersih-bersih sehingga hasil pembersihan ini harus diangkut ke pinggir jalan," ungkapnya. 

Selain itu, kegiatan ini juga membutuhkan kerja sama dan partisipasi banyak orang, mengingat volume sampah yang harus diangkut. Oleh karena itu, perlu perencanaan yang matang untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan pembersihan pantai ini.

"Jadi memang membutuhkan banyak orang juga karena mengangkut sampah secara estafet, jika orangnya sedikit akan agak kesulitan. Makanya nanti perlu disikapi lebih lanjut," tutupnya. 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini