Sukses

5 Bulan Tak Kunjung Hujan, Ratusan Pelajar di Sukabumi Laksanakan Salat Istisqa

Hampir lima bulan tak kunjung datang hujan, ratusan pelajar dan masyarakat gelar salat Istisqa.

Liputan6.com, Sukabumi - Kemarau panjang yang terjadi di berbagai daerah termasuk Kabupaten Sukabumi, mengakibatkan sebagian besar masyarakat alami kekeringan hingga kesulitan air bersih.

Pemerintah daerah pun mengimbau dalam menghadapi kemarau panjang ini dengan cara melaksanakan salat Istisqa atau salat meminta hujan untuk kaum muslimin. 

Pelaksanaan salat Istisqa ini berlangsung khidmat yang diikuti oleh ratusan pelajar dan masyarakat sekitar di Lapang Sekarwangi, Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi, pada Kamis (27/9/2023).

Salah seorang warga, Taufiq Rahman (38) menuturkan, sudah lebih dari lima bulan daerah tempat ia tinggal tak kunjung mendapatkan hujan.

"Kita ketahui bahwa di Sukabumi khususnya di Cibadak ini sudah beberapa bulan tidak hujan, ada imbauan pemerintah daerah untuk salat Istisqa atau meminta hujan ini kan," kata Taufik.

Kekeringan itu dirasakannya sangat menyulitkan warga sekitar, sebab sumber air yang dimiliki warga seperti sumur sudah tidak mengeluarkan air. 

Dirinya bersama keluarga, terpaksa harus membeli air isi ulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara untuk kebutuhan kebersihan seperti mencuci dan mandi, dia juga harus berhemat atau menunda waktu hingga mendapatkan air.

"Kurang lebih 4 sampai 5 lebih gak ada hujan sama sekali. Semoga doa doa kami yg disini dikabulkan oleh Allah dan cepat hujan. Apalagi di saya di daerah itu sangat kering sekali belum ada air tidak ada air sama sekali," ungkapnya.

Sementara itu, Camat Cibadak Abdul Naafi mengatakan, kegiatan salat meminta hujan ini dilaksanakan serentak. Meskipun perbedaan waktu menyesuaikan kesiapan di tiap desa.

"Se-kecamatan Cibadak kami lakukan walaupun waktunya ada yang hari Rabu, Kamis, Jumat menyesuaikan dengan kondisi desa masing-masing," terang Abdul Naafi.

Akibat kekeringan ini, kata dia, bukan hanya kondisi rumah tangga warga yang terdampak kesulitan air, tetapi juga para petani.

"Semua desa dan kelurahan sebetulnya terdampak akan tetapi kebanyakan itu lebih kepada lahan kekeringan petani dan masyarakat secara umum," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.