Sukses

Menengok Aksi 4A Program Sekolah Pantai Indonesia di SMKS Kristen Solagratia Manado

“Kegiatan aksi merupakan kegiatan akhir dari implementasi modul Sekolah Pantai Indonesia yaitu 4A yang meliputi Amati, Analisa, Ajarkan, dan Aksi,” ujar Henkie J Bawotong.

Liputan6.com, Manado - SMKS Kristen Solagratia Tongkaina Manado, Sulut, Jumat (8/9/2023), menggelar kegiatan Aksi Sekolah Pantai Indonesia (SPI) dengan tema "Peduli Pesisir Cintai Lingkungan".

Kepala SMKS Kristen Solagratia Tongkaina Manado Henkie J Bawotong SE mengungkapkan, kegiatan yang dilakukan meliputi kampanye dalam bentuk figura zombie plastik, lomba baca puisi dengan tema pantaiku, penanaman mangrove, bersih pantai dan diving serta peletakan bioreeftek.

“Kegiatan aksi merupakan kegiatan akhir dari implementasi modul Sekolah Pantai Indonesia yaitu 4A yang meliputi Amati, Analisa, Ajarkan, dan Aksi,” ujar Henkie J Bawotong. 

Dia mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk menjadikan para siswa atau generasi muda sebagai agen perubahan mengenai masalah sampah plastik di lingkungan pesisir maupun di lingkungan tempat mereka tinggal dan perubahan itu dimulai dari diri sendiri.

“Pada tahun 2023, SMKS Kristen Solagratia Tongkaina Manado dipilih sebagai pusat kegiatan SPI di Sulut,” ujarnya.

Berkenaan dengan beberapa faktor permasalahan ekosistem laut dan pesisir, maka pada tahun 2013 dikeluarkanlah Keputusan Kementerian Kelautan dan Perikanan Tentang Penerapan Model Sekolah Pantai Indonesia (SPI) pada jenjang pendidikan menengah,  dengan 3 dasar pertimbangan kondisi dan potensi kelautan di Indonesia yang harus dikelola dengan baik.

SPI atau Indonesian Coastal Education merupakan bagian dari Gerakan Cinta Laut (Gita Laut) yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia. Dengan komponen pengamatan lapangan, SPI mencoba menjadikan ilmu pengetahuan menjadi menyenangkan dan interaktif dengan mengintergrasikan beberapa keilmuan seperti lingkungan, kelautan, Matematika sampai sosial dan budaya.

Kegiatan SPI merupakan kegiatan tematik yang bisa digunakan untuk berbagai kelompok usia, baik pendidikan formal maupun non formal.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sejarah Berdirinya SMKS Kristen Solagratia Tongkaina

 

SMKS Kristen Solagratia Tongkaina berdiri pada tahun 2007, tepatnya bulan Juli 2017, yang diprakarsai oleh Simone  Gerritsen, beliau adalah orang asing yang juga owner dari Thalassa Dive Resort. Juga oleh Charles Johanis yang pada saat itu menjabat sebagai Pengawas Sekolah dan juga bagian dari pengurus di GMIM Solagratia Tongkaina.

Dengan didasari rasa kepedulian dan juga rasa ingin membantu Kelurahan Tongkaina yang dulunya hanya ada SD GMIM Solagratia, berkat kerjasama dari tim yang ada di GMIM Solagratia Tongkaina, dan Thalassa Dive Center, maka dibuatkan gedung yang saat ini ditempati bersama mulai dari TK, SD, SMP DAN SMK Solagratia.

SMKS Kristen Solagratia memiliki program keahlian di bidang Pariwisata dengan dua jurusan yaitu Usaha Perjalanan Wisata (Kurikululum K-13, Usaha Layanan Wisata Kurikulum Merdeka) dan Perhotelan.

Di mana untuk Jurusan ULW dibagi lagi menjadi dua ULW Dive (dengan lisensi PADI dari Open Water sampai dengan Dive Master), dan ULW Travel bekerjasama dengan Thalassa Dive Resort (semua kegiatan praktek dive, travel, dan hotel didukunh oleh Thalassa, melaksanakan praktek di Thalassa).

Untuk siswa saat ini berjumlah 89 orang berasal dari berbagai wilayah dari Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Kota Manado, Kota Bitung, Pulau Lembeh dan lainnya.

Terkait program SPI ini, Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Muda, Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, KKP, Barnard Ceisaro Purba berharap para siswa dapat terus menjadi agen perubahan di masyarakat.

Dia juga berharap, tetap dapat membawa nilai-nilai dan ilmu yang telah diperoleh dalam program SPI untuk diamalkan dan disebarkan kepada keluarga dan lingkungan di wilayah pesisir. 

“Kami juga harapkan adik-adik untuk terus belajar dan tanggap terhadap lingkungan pesisir, serta memiliki inisiatif dan ide terobosan untuk memimpin perubahan dalam menjaga lingkungan di pesisir dan pulau-pulau kecil. Ingatlah, tidak pernah ada kata terlalu muda untuk memimpin perubahan, dan tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai melestarikan lingkungan,” papar Barnard Ceisaro Purba.

Diketahui, Tim Direktorat P4K yang diwakili oleh PELP Ahli Muda dan PELP Ahli Pertama, pada Jumat lalu melaksanakan kegiatan Aksi SPI Kota Manado. Acara itu dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulut, Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Manado, Dinas Lingkungan Hidup Kota Manado, BPSPL Makassar Wilker Manado, Danramil, Kapolsek, Babinsa, Puskesmas, Pengelola Taman Nasional Bunaken. Hadir pula Camat, Lurah, Pendamping SPI, dan para peserta SPI, siswa-siswi SMP Molas, SMP dan SMKS Kristen Solagratia Tongkaina.

Acara itu dibuka dengan sambutan oleh PELP Ahli Muda yang mewakili Direktur P4K, sambutan Kepala DKP Prov Sulut, dan sambutan Kepala SMKS Solagratia, serta Ketua Yayasan Solagratia sekaligus owner Thalassa Dive and Resort.

Dalam acara Aksi SPI juga menghadirkan lomba baca puisi bertemakan laut dan pesisir yang diikuti siswa-siswi SMP dan SMK.

Acara utama Aksi berupa penanaman mangrove secara simbolis diikuti oleh undangan di Pantai Batumeja, kegiatan bersih pesisir dan pantai oleh para siswa-siswi di Pantai Rap-rap sampai Pantai Batumeja. Ada pula peletakkan Bioreeftek oleh peserta SPI, pendamping SPI serta perwakilan Thalassa Dive and Resort.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini