Sukses

Ini Sejarah dan Makna Filosofis di Balik Rumah Adat Ratenggaro Sumba

Menara dengan atap meruncing selain melambangkan status sosial juga merupakan bentuk penghormatan kepada roh leluhur.

Liputan6.com, Sumba Timur - Rumah adat Ratenggaro merupakan salah satu warisan budaya yang khas dari pulau Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT). Rumah adat ini merupakan simbol penting dalam budaya Sumba dan mencerminkan nilai-nilai sosial serta tradisi masyarakat setempat.

Bentuk arsitektur yang unik, penuh makna filosofis membuatnya menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Kepercayaan utama penduduk desa adat Ratenggaro adalah Marapu, yaitu pemujaan terhadap leluhur tetap menjadi tradisi yang telah berlangsung sejak lama.

Tradisi ini mempengaruhi bentuk dari Rumah Adat  Ratenggaro yang mereka tinggali. Menara dengan atap meruncing selain melambangkan status sosial, juga merupakan bentuk penghormatan kepada roh leluhur.

Sehingga rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga berfungsi sebagai sarana peribadatan. Disakralkan oleh penduduk setempat yaitu Uma Katode Kataku, Uma Kalama (sebagai lambang ibu), Uma Katode Kuri dan Uma Katode Amahu (sebagai lambang saudara laki-laki dan perempuan ayah dan ibu).

Posisi rumah mewakili empat arah utama dan saling berhadapan. Uma Katode terletak di ujung paling selatan dan menghadap ke utara. Rumah menghadap Uma Kalama, menghadap ke selatan.

Uma Katode Kuri berada di sebelah timur dan menghadap ke barat, berhadapan dengan Uma Katode Amahu yang menghadap ke timur. Para pendiri desa tinggal di Uma Katode Kataku.

Titik paling selatan yang menghadap ke utara untuk mengingatkan mereka bahwa nenek moyang mereka berasal dari utara. Letak dan jumlah rumah di desa adat Rateranggo tidak pernah berubah dari sebelumnya dan semuanya terbuat dari bahan-bahan alami yang ada di sekitar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Makna Simbolis

Bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, dan batu digunakan dalam konstruksi rumah adat ini. Tiang-tiang kayu besar menopang bangunan, sementara dinding terbuat dari anyaman bambu yang memberikan sirkulasi udara yang baik.

Setiap bagian dari rumah adat ini memiliki makna simbolis yang mendalam, menghubungkan manusia dengan alam, leluhur, dan dewa-dewa mereka. Tidak hanya sebagai tempat tinggal, rumah adat Ratenggaro juga menjadi pusat kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sumba.

Berbagai upacara adat, seperti perkawinan, penyembelihan hewan kurban, dan ritual keagamaan, sering dilakukan di dalam atau di sekitar rumah adat ini.Rumah adat Ratenggaro memiliki peran yang penting dalam mempertahankan identitas budaya Sumba.

Namun, perubahan zaman dan gaya hidup modern telah memberikan tantangan terhadap kelangsungan tradisi ini. Oleh karena itu, upaya pelestarian dan pengenalan kepada generasi muda sangatlah penting agar kekayaan budaya ini dapat terus dikenang dan dihargai.

Rumah adat Ratenggaro adalah salah satu warisan budaya yang menakjubkan dari pulau Sumba. Arsitektur yang unik dan filosofi di baliknya mengajarkan kita tentang pentingnya hubungan antara manusia, alam, dan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sumba.

Penulis: Belvana Fasya Saad

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.