Sukses

Kelebihan dan Kekurangan Operasi Bariartrik, Simak Penjelasan Dokter soal Cara Singkat Turun Berat Badan

Operasi bariartrik disebut dapat mengurangi berat badan secara signifikan.

Liputan6.com, Bandung - Operasi bariatrik dikenal sebagai bedah obesitas, adalah prosedur bedah yang dilakukan pada individu yang mengalami obesitas berat badan.

Tujuan dari operasi ini adalah untuk mengurangi ukuran lambung atau mengubah jalur pencernaan sehingga individu tersebut dapat mengurangi berat badan secara signifikan.

Bukan hanya pasien dengan berat badan yang sangat berlebih saja yang menjalani operasi ini. Namun, dari penyanyi Melly Goeslow hingga Jeniffer Dunn juga menjalaninya untuk mencapai berat badan ideal.

Menurut dr Irene Cindy Sunur dari laman Alodokter, operasi bariatrik dapat dipertimbangkan oleh orang dewasa yang memiliki obesitas parah, yaitu saat indeks massa tubuhnya lebih dari 40.

"Obesitas morbid, yaitu obesitas dengan indeks massa tubuh mulai dari 35 sampai dengan 39,9, namun memiliki masalah kesehatan serius terkait obesitas, seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan sleep apnea," tulis Irene dicuplik dari Alodokter, Rabu, 21 Juni 2023.

Irene menerangkan dalam tulisannya, operasi bariatrik jarang dilakukan pada remaja. Namun, remaja obesitas yang telah melewati masa pubertas dan telah mencapai tinggi badan maksimal sesuai dengan pertumbuhannya dapat dipertimbangkan sebagai kandidat bedah bariatrik, sesuai pertimbangan dokter.

Biasanya jenis operasi bariatrik yang disarankan untuk remaja ini adalah yang tipe adjustable gastric band.

Irene menegaskan operasi bariatrik dapat memberikan beragam manfaat, baik secara fisik maupun psikologis. Di antaranya adalah mampu menghasilkan penurunan berat badan yang bertahan dalam jangka waktu lama.

Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen penderita obesitas yang menjalani operasi bariatrik mengalami penurunan berat badan, dan hasilnya menetap dalam waktu setidaknya 1 tahun.

"Mampu meningkatkan angka harapan hidup. Penelitian menunjukkan bahwa penderita obesitas yang telah menjalani operasi bariatrik memiliki usia harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan penderita obesitas yang tidak menjalani operasi," lanjut Irene.

Selain itu, keuntungan dari operasi yang kini hits ini mampu mencegah atau membantu proses pengobatan gangguan kesehatan lain terkait obesitas.

Contohnya adalah diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, sleep apnea, nyeri lutut karena radang sendi (arthritis), penyakit asam lambung, kolesterol tinggi, dan perlemakan hati.

Tak hanya sampai disitu, operasi serupa juga mampu meningkatkan kualitas hidup secara umum dan memperbaiki kondisi psikologis.

Rasa percaya diri, interaksi sosial, gejala depresi, dan gangguan kecemasan dilaporkan mengalami perbaikan setelah penderita obesitas menjalani operasi bariatrik.

"Meski efektif dalam menurunkan berat badan, operasi bariatrik memiliki risiko yang tidak sedikit, di antaranya perdarahan, infeksi, terbentuknya emboli, yaitu bekuan darah yang dapat terbawa ke organ tertentu, seperti otak, paru-paru, atau jantung. Jika tidak segera diobati, kondisi ini bisa mengancam nyawa," ungkap Irene.

Risiko lainnya usai dilakukan operasi bariatrik yakni kebocoran pada lambung atau usus yang dijahit. Serta kesulitan bernapas.

Dalam jangka panjang, orang yang menjalani operasi bariatrik juga lebih berisiko mengalami masalah kesehatan yang disebabkan oleh gangguan penyerapan nutrisi.

Misalnya kurangnya penyerapan zat besi, kalsium, dan vitamin-vitamin, termasuk vitamin B12 dan vitamin E.

Makanan bergerak terlalu cepat melalui usus halus, sehingga menimbulkan mual, diare, berkeringat, pusing, dan lemas sehabis makan. Hal ini terutama terjadi ketika mengonsumsi makanan manis.

"Terbentuknya batu empedu karena penurunan berat badan yang drastis dalam waktu cepat, hernia, penyempitan di area lambung dan usus yang dijahit, sehingga timbul mual, muntah, dan kesulitan makan. Luka atau lubang di saluran cerna," terang Irene.

Irene mengingatkan selain memiliki banyak risiko, operasi bariatrik juga bisa gagal menurunkan berat badan, meskipun kemungkinannya kecil.

Itulah sebabnya, perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan pertimbangan yang matang sebelum menjalani prosedur ini.

Sebetulnya masalah obesitas ini dapat dicegah cengan cara berolahraga secara teratur dan menjaga pola makan sehat.

Patut diingat baik-baik oleh seluruh kelompok masyarakat sebuah pepatah yang menyebutkan menjalani hidup sehat itu gratis tapi jika sakit harus membayar. Yuk jaga kesehatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini