Sukses

Bertemu Pengurus Nahdlatul Ulama di Sumbar, Ini 3 Hal yang Dibicarakan Wapres Ma'ruf Amin

Wakil Presiden Ma'ruf Amin melakukan kunjungan kerja ke Kota Padang, Sumatera Barat.

Liputan6.com, Padang - Wakil Presiden Ma'ruf Amin melakukan kunjungan kerja ke Kota Padang, Sumatera Barat. Wapres tiba di Padang pada Kamis kemarin (4/5/2023) menggunakan pesawat kepresidenan.

Dalam kunjungan kerja ke Provinsi Sumatera Barat ini, Wapres RI didampingi oleh istri, Wury Estu Handayani. Kunjungan Wapres Ma'ruf Amin ke Kota Padang untuk menghadiri acara Milad Ke-95 Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP).

Direncanakan, usai menghadiri acara tersebut, rombongan Wapres RI akan melaksanakan shalat Jumat di masjid Al Azhar UNP dan langsung menuju BIM untuk bertolak kembali ke Jakarta pada pukul 14.45 WIB.

Sementara untuk pengamanan, sebanyak 1.500 personel gabungan akan dikerahkan untuk kedatangan Wapres tersebut yang terdiri dari TNI AD, TNI AL, TNI AU, Kepolisian, Damkar, dan Satpol PP.

Pangdam I/BB Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin mengatakan bahwa tugas pengamanan ini merupakan tugas negara yang harus dilaksanakan dengan baik dan maksimal, serta tidak boleh dianggap sebagai kegiatan rutinitas.

"Sehingga masing-masing satuan tugas mampu menangkal berbagai kerawanan dan kontinjensi yang mungkin terjadi selama kunjungan kerja Wakil Presiden Republik Indonesia dan ibu Haji Ma’ruf Amin di wilayah Provinsi Sumatra Barat," ujarnya.

Sebelumnya Ma'ruf Amin sudah bertemu Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Sumatera Barat, Kamis malam.

"Jadi ada 19 cabang, semuanya hadir diwakili oleh 5 pengurus," kata Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi di Padang, Sumatera Barat pada Kamis malam.

Pertemuan dilakukan secara tertutup dan dihadiri juga oleh Ibu Wury Ma'ruf Amin, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, Ibu Harneli Bahar, Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Prof Ganefri sekaligus Ketua Tanfidziyah PWNU Sumatera Barat dan para pengurus PCNU dan PWNU lain.

"Ada tiga agenda yang dilaksanakan pada malam hari ini dalam acara tersebut. Pertama, ini masih suasana halal bihalal, jadi ada acara halalbihalal dan yang menarik bahwa pada malam hari ini juga dihadiri oleh gubernur bersama ibu gubernur," tambah Masduki.

Agenda kedua adalah soal bagaimana agar Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) di Sumatera Barat dapat segera dibangun.

"Jadi kader-kader Nahdlatul Ulama di Sumatera Barat sudah melakukan konsolidasi, gotong-royong untuk membangun UNU, karena UNU yang sekarang ini berjalan sudah berdiri 7 tahun tapi sampai saat ini sarana dan prasarananya masih menggunakan gedung pemda yang disewa oleh pengurus NU wilayah untuk dipakai beberapa tahun ke depan," ungkap Masduki.

Para kiai NU tersebut, menurut Masduki, ingin agar UNU Sumatera Barat dapat seperti UNU yang berada di Pulau Jawa. Menurut Masduki, UNU di Pulau Jawa didukung dengan infrastruktur pendidikan yang baik.

"Kalau di Pulau Jawa rata-rata infrastruktur pendidikan yang baik itu adalah pesantren bahkan di dalam pesantren biasanya juga ada perguruan tinggi. Nah di Sumatera Barat ini pesantren-pesantren sebenarnya juga sudah ada, cuma umumnya pesantren-pesantren di Sumatera Barat ini masih jauh perkembangannya dibanding pesantren di Jawa," jelas Masduki.

Menurut Masduki, Wapres Ma'ruf Amin mendorong agar UNU dapat menjadi salah satu pusat pengembangan kader NU yang menjadi ulama-ulama unggul sekaligus sumber daya manusia yang terampil di bidang ilmu pengetahuan (science).

"Ketiga, ini bagian dari konsolidasi yang sengaja diadakan oleh Ketua PWNU Sumatera Barat untuk membangun semangat berorganisasi karena dengan datangnya wakil presiden yang juga merupakan mustasyar PBNU sehingga sangat membanggakan buat mereka," tambah Masduki.

Mustasyar di NU berarti penasihat bagi pengurus organisasi Nahdlatul Ulama. Jabatan itu tersebar di pengurus besar, pengurus wilayah, pengurus cabang, pengurus cabang istimewa luar negeri, pengurus majelis wakil cabang, hingga pengurus ranting NU. Setiap tingkat kepengurusan NU memiliki beberapa orang mustasyar.

Mustasyar berwenang untuk menyelenggarakan rapat internal yang dipandang perlu. Selain itu, mustasyar juga bertugas memberikan nasihat, baik diminta atau tidak, secara perseorangan maupun kolektif kepada pengurus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.