Sukses

Mengenal Kawalu, Tradisi Orang Baduy Menutup Diri dari Masyarakat Luar

Dalam tradisi ini, semua orang asing di luar dari mereka tidak diperkenankan masuk ke pemukiman suku baduy

Liputan6.com, Jakarta - Baduy merupakan salah satu suku di Indonesia yang masih mempertahankan pelestarian adat warisan leluhur. Berada di Kabupaten Lebak Provinsi Banten, ragam tradisi di Suku Baduy masih dipertahankan hingga saat ini.

Salah satunya adalah Kawalu, sebuah perayaan khusus yang hanya dilakukan oleh orang baduy. Dalam tradisi ini, semua orang asing di luar dari mereka tidak diperkenankan masuk.

Dihimpun dari berbagai sumber, perayaan Kawalu berdasarkan penanggalan yang dimiliki Suku Baduy yang sebagian besar menganut kepercayaan Sunda Wiwitan. 

Selama Kawalu, masyarakat Baduy melakukan kegiatan puasa, menumbuk padi, dan makan bersama. Masyarakat Baduy akan menutup pintu untuk para wisatawan pada momen perayaannya.

Mereka juga akan melarang penduduk Suku Baduy untuk bepergian jauh. Mereka hanya boleh ada di area Baduy Luar dan sekitar desa. 

Dalam ritual puasa yang dilakukan ada satu pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh penduduk, yaitu makan singkong. Dewi padi yang mereka sebut Dewi Sri ini tidak menyukai singkong. 

Sehingga mereka menghormatinya dengan tidak memakan singkong di saat perayaan.

Pada awal bulan perayaan Kawalu, para perempuan Baduy Luar akan pergi ke Baduy Dalam sebagai perwakilan keluarga. Para perempuan Baduy Luar akan menumbuk padi untuk upacara Kawalu.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sanksi

Sementara kegiatan lainnya adalah berburu kancil, persembahan padi dan doa-doa.Upacara Kawalu ini wajib diikuti oleh seluruh penduduk Baduy. 

Upacara yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun tersebut adalah bentuk ungkapan rasa syukur atas hasil bumi yang telah alam berikan.

Konon, jika ada msyarakat Baduy yang tidak ikut melaksanakan tradisi Kawalu, maka mereka akan terkena sanksi adat hingga mendatangkan musibah. Hal ini berlaku untuk orang yang melanggarnya.

Sementara itu, larangan wisatawan datang karena dalam perayaan Kawalu masyarakat Baduy fokus beribada, berdoa atau nyepi. Kemudian mereka akan menutup diri selama tiga bulan lamanya.

Dalam perayaan dan doa pada perayaan Kawalu, masyarakat Baduy meminta kepada sang pencipta agar dari marabahaya dan mendatangkan keberkahan hingga keselamatan bangsa dan negara.

Penulis: Nila Amalia Putri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.