Sukses

Kisah Mistis Ikan Sebesar Bayi Manusia di Sendang Lele

Ada sebuah sendang atau kolam yang sumber airnya berasal dari dalam bumi hingga hari ini tak hentinya mengalir. Tempat itu adalah Sendang Lele yang berada di Desa Baseng, Gentan, Bulu, sukoharjo.

Liputan6.com, Sukoharjo - Sendang Lele atau yang artinya kolam lele di Desa Baseng, Kelurahan Gentan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, memiliki cerita menarik mulai dari mistis hingga sumber air yang tak pernah berhenti mengalir.

Menurut warga, Sendang Lele memiliki banyak cerita mistis, tak sedikit orang-orang yang datang dan tidak mempercayai tuah sendang itu nekat melanggarnya, hingga akhirnya banyak yang terkena sial dan kesurupan.

Bukan hanya cerita mistis, dahulu ketika belum ada sumber air seperti PDAM banyak masyarakat dari luar desa Baseng mencari air ke sendang, namun kini sudah jarang ada yang mengambil air dari desa tersebut. 

Untuk tetap menjaga sumber air dan peninggalan yang diduga dan diyakini adalah salah satu petilasan Pangeran Sambernyawa itu, masyarakat desa tersebut masih tetap merawat sumber air tersebut. Sesepuh Desa tersebut, Tresno Suwito Sukijo (73) mengatakan Sendang Lele adalah bagian sejarah dari Desa Baseng.

Dia bercerita pada zaman dahulu ada sepasang suami istri bernama Kiai Bas dan Nyai Bas yang memulai tinggal di desa itu dan kemudian beranak pinak, sehingga dinamailah Desa Baseng diambil dari nama pasangan suami istri itu. 

"Di sini tidak boleh sewenang-wenang, tradisi tiap tahunnya terus dilakukan yaitu bersih desa, termasuk membersihkan sendang lele. Biasanya dilakukan setiap kalender Jawa di bulan besar," kata dia kepada Liputan6.com ditemui di kediamanya, Baseng, Jumat (30/12/2022).

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lele Mati Diracun

Menurutnya, sendang itu sudah ada lelenya sejak dahulu, makanya dinamakan sendang lele. Menariknya, sendang lele memiliki cerita mistis apabila kita melanggar atau melakukan perbuatan yang dianggap tidak disukai oleh para penunggu sendang tersebut.

Seperti yang pernah terjadi pada sekitar tahun 1980-an, ada orang dari luar Desa Baseng meracuni lele-lele yang ada di dalam sendang itu.

"Lele itu dari maha kuasa dari dulu kawasan sendang masih angker, dulu ada lele yang cuma kepala sama tulang bisa hidup di sini. Tapi pernah ada yang meracuni dan mati, cuma tersisa tiga ekor sampai hari ini masih ada," ujar dia.

Namun, Sukijo mengungkapkan usai melakukan perbuatan itu pelaku peracun itu tak hanya jadi bulan-bulanan warga, sejak saat itu warga Desa Baseng mengganti ikan lele yang mati dengan yang baru.

Tak hanya itu, pernah ada warga luar desanya mengambil dan memotong-motong lele dari sendang itu, hal yang tak terduga terjadi pada keluarganya.

"Lelenya diambil dibawa pulang sudah dipotong-potong, malam harinya adik yang motong lele kesurupan dan menunjuk ke arah sendang terus. Akhirnya potongan lele tadi dikembalikan dan ditaruh di sendang lagi, karena sudah mati dikubur sama warga," tutur dia.

3 dari 3 halaman

Sumber Air Alami dari Pegunungan

Suasana Sendang Lele sangat teduh, di belakang sendang terdapat pancuran air dari air sumber yang sudah sejak dulu tak pernah kering. Sebuah pohon rindang agak melintang menutupi setengah atas Sendang Lele membuat suasana terlihat teduh.

Tak jarang banyak pengunjung yang sengaja datang sekedar untk duduk-duduk sembari meberi makan lele-lele yang ukurannya sudah mencapai ukuran bayi manusia itu.

Sukijo mengingatkan, asal tidak memiliki niat jahat datang ke Sendang Lele tidak akan diganggu penunggunya. sayangnya, banyak pengunjung yang lalai, sehingga ada beberapa sampah plastik masuk ke dalam sendang lele dan membuat keruh kolam ikan lelenya.

"Asal tidak memiliki niat jahat aman saja mau berlama-lama wisata di Sendang Lele. Itu lelenya sudah tua-tua semua, saking tuanya kepalanya ada yang tidak punya bibir," kata dia. 

Kawasan sendang lele adalah daerah pegunungan yang mengeluarkan sumber mata air. Tidak jauh dari Desa tersebut, masih dikawasan yang sama terdapat tempat wisata Batu Seribu di mana di dalamnya ada kolam renang yang airnya berasal dari simber air pegunungan langsung. Tempat wisata tersebut dibuka pada era pemerintahan Soeharto sekitar tahun 1988-an.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.