Sukses

Bantahan Bripka US Penyidik 'Misterius' di Polsek Bandung Wetan

Liputan6.com, Garut - Bripka U, penyidik ‘misterius’ di Polsek Bandung Wetan dalam kasus pelaporan empat warga Garut, Jawa Barat, membantah telah melakukan intimidasi hingga kekerasan terhadap B, LH, HA, dan HF, dalam kasus pelaporan yang membelit mereka.

 “Ia (pelapor R), sedang melaporkan kasus pengeroyokan yang menimpa dirinya,” ujar dia, Jumat (25/11/2022) petang.

Menurutnya, saat itu Bripka U tengah berada di Tasikmalaya Kota dan mendapatkan kabar jika R, sebagai pelapor , sekaligus adik ipar Bripka U, mendapatkan penganiayaan dan tengah melakukan pelaporan.

“Saya datang dengan berpakaian preman, tidak berseragam dan sama sekali tidak membawa senjata api,” ujar dia.

Tidak hanya itu, ia pun membantah telah mengintimidasi dengan menunjukkan senjata api terhadap para pelaku pengeroyok adiknya.

“Saya tidak melakukan kekerasan fisik terhadap para pelaku pengeroyokan, apalagi sampai mencabut kumis salah satu pelaku,” kata dia.

Kemudian Bripka U membantah dirinya mengaku sebagai ajudan dari Wakil Gubernur (Wagub) Jabar. Namun ia hanya bertanya kepada para pelapor, “Maneh teh dek jadi jeger? (kamu mau menjadi brandalan?,” ujar dia menirukan ungkapannya dalam logat Sunda.

Kondisi itu diperkuat dengan kondisi para pelapor yang memakai kalung, anting, dan juga cincin tengkorak yang digunakan untuk memukuli R.

R, pelapor sekaligus korban dalam kasus pengeroyokan menyatakan, tidak akan mencabut berkas laporan kasus itu dan terus melanjutkan ke tahap penyidikan di tingkat Kejaksaan.

“Kasusmya sudah dilimpahkan ke pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandung,” kata dia.

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dugaan Kasus Pengeroyokan

Dalam pengakuannya, R mengaku mendapatkan pengeroyokan oleh lima orang tak dikenal saat bersama rekan perempuannya M, di sebuah tempat hiburan, kawasan Tamansari, Bandung Wetan, Kota Bandung.

“Yang sudah tersangka empat orang, sedangkan yang seorang lagi masih DPO pihak kepolisian,” ujarnya.

Ia tidak mengetahui sebab musabab pengeroyokan yang ia terima. Saat itu, Ia bersama dengan M, rekan perempuannyam tiba-tiba diadang B, salah seorang terlapor dan mempertanyakan status hubungan dirinya dengan M.

“Saya menjelaskan M hanya sebagai teman, tetapi B tidak percaya meskipun M sudah pula menjelaskannya,” kata dia.

Tak terima dengan jawaban itu, B bersama LL kemudian mengajak R ngobrol di luar tempat hiburan itu, hingga kemudian datang LH, HA, dan HF dan seorang lagi dalam status DPO, dan langsung melakukan pengeroyokan hingga babak belur.

“Beruntung ada seorang pengemudi ojek online yang menolong saya. Jika tidak ditolong oleh pengemudi ojek itu, entah bagaimana nasib saya, mungkin saya sudah meninggal di lokasi,” ujar dia.

Tukang ojek online itu kemudian membawa dirinya ke Polsek Bandung Wetan, untuk melakukan pelaporan terhadap para pelaku.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.