Sukses

Antara Bantuan Beras 3 Kilogram dan Kenaikan Tarif, Mana Langkah Penyelamat Sopir Angkot?

Usai kenaikan harga BBM, polisi di Kota Serang, Banten, membagikan beras ukuran 3 kilogram dan minyak goreng berukuran 1 liter. Berdasarkan pantauan, pemulung, ojek pangkalan hingga sopir angkot diberikan bantuan tersebut.

Liputan6.com, Serang - Usai kenaikan harga BBM jenis Pertalite dari Rp7.650 menjadi Rp10 ribu dan solar dari Rp5.150 naik menjadi Rp6.800 per liter, polisi di Kota Serang, Banten, membagikan beras ukuran 3 kilogram dan minyak goreng berukuran 1 liter. Berdasarkan pantauan, pemulung, ojek pangkalan, hingga sopir angkot diberikan bantuan tersebut.

"Beras 3 kg, minyak goreng 1 liter. Jumlah ada 50 paket masing-masing. Harapannya bisa mengurangi beban masyarakat yang menghadapi pandemi dan kenaikan dari BBM," kaya Kanit Regident Satlantas Polresta Serkot, Iptu Rian Nugroho, Selasa (6/9/2022).

Iptu Rian berjanji, pemberian bantuan sembako bagi yang membutuhkan akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan, untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 dan kenaikan harga BBM.

"Insya Allah kami akan muter di wilayah Polresta Serkot memberikan bantuan sembako untuk meringankan beban masyarakat," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cerita Sopir Angkot, Tarif Naik Ditolak Penumpang

Sementara itu, ongkos angkutan umum perkotaan atau angkot telah naik, dari Rp4 ribu menjadi Rp5 ribu. Namun, masih mendapatkan penolakan dari penumpang, lantaran belum ada harga resmi yang dikeluarkan pemerintah. Ditambah, penumpang angkot yang semakin sedikit.

"(Harga BBM naik) keberatan mah keberatan, tapi ya sudah jalanin aja, ongkos masih biasa. Pas diminta, katanya mana tarifnya dari pemerintah, ya harusnya sama sama saja. (Ongkos naik jadi) Rp5 ribu juga sudah banyak yang naik, yang (ongkos) Rp 4 ribu juga masih ada. Penumpang ya makin dikit," kata Komarudin, sopir angkot di Kota Serang, Selasa (6/9/2022).

Begitu pun yang dikatakan Marlan, sopir angkot lainnya. Dia mengaku masih mendapatkan penolakan dari penumpang untuk membayar Rp5 ribu. Masyarakat masih membayar dengan tarif lama sebesar Rp4 ribu.

Konsumen tetapnya yang selalu memenuhi angkotnya hanyalah anak sekolah. Nahasnya, pelajar masih membayar dengan tarif lama, yakni Rp2 ribu.

"Kalau ongkos ada yang mulai mengerti untuk umum Rp5 ribu, walaupun masih ada ongkos lama Rp4 ribu. (Tarif) naik sendiri, inisiatif sendiri. Kalau anak sekolah tadinya Rp2 ribu, naik jadi Rp3 ribu, itu juga ada yang mau, ada yang enggak," ujar Marlan.

Beruntung bagi Marlan, dia mendapatkan bantuan beras dari Satlantas Polresta Serkot yang sedang berkeliling di Ibu Kota Banten. Beras 3 kilogram itu akan dibawa pulang ke rumah dan dimasak, untuk makan bersama keluarganya.

"Dapat beras ini, Alhamdulillah buat dimasak sendiri saja, buat keluarga. Kalau pendapatan sudah minim, terus BBM naik," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.