Sukses

Kisah Sunan Giri, Wali Songo yang Dihanyutkan ke Laut hingga Dirikan Kerajaan

Sunan Giri merupakan salah satu Wali Songo yang namanya hingga kini masih populer di telinga masyarakat sebagai tokoh penyebar agama Islam. Bukan hanya Pulau Jawa, tapi dakwah Sunan Giri sampai ke Kalimantan, Lombok, Sulawesi, hingga Papua.

Liputan6.com, Gresik - Sunan Giri merupakan salah satu Wali Songo yang namanya hingga kini masih populer di telinga masyarakat sebagai tokoh penyebar agama Islam.

Bukan hanya Pulau Jawa, tapi dakwah Sunan Giri sampai ke Kalimantan, Lombok, Sulawesi, hingga Papua. Hal inilah yang membuat nama Sunan Giri bukan hanya tenar di Pulau Jawa.

Sunan Giri memiliki semangat yang tinggi dalam berdakwah menyebarkan agama Islam. Hasilnya banyak yang tertarik mempelajari Islam dan memeluknya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.

Sunan Giri adalah putra dari Syekh Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu. Lahir di Blambangan pada tahun 1442 M, Sunan Giri kecil dipanggil dengan nama Raden Paku atau Joko Samudro.

Wali Songo satu ini punya banyak julukan nama. Selain Raden Paku atau Joko Samudro, Sunan Giri juga punya julukan Raden Ainul Yaqin yang diberikan oleh Sunan Ampel. Ia juga punya gelar Prabu Satmoto saat memerintah Kerajaan Giri Kedaton pada tahun 1487-1506 M.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Dihanyutkan ke Laut

Melihat silsilah dari ibu, Sunan Giri adalah keturunan dari Kerajaan Blambangan, cucu Menak Sembuyu. Dalam salah satu sumber menyebutkan jika pernikahan Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu banyak pihak yang tidak menyukainya.

Saat Sunan Giri lahir, para patih memasukkan Raden Paku ke dalam peti kayu kemudian dihanyutkan ke laut (Selat Bali). Jadi, Sunan Giri adalah keturunan raja yang diasingkan.

Peti kayu berisi Sunan Giri tersebut akhirnya ditemukan oleh awak kapal bernama Sobir dan Sabar. Lalu Sunan Giri dibawa ke Gresik dan diadopsi oleh saudagar perempuan pemilik kapal tersebut yaitu Nyai Gede Pinatih.

Karena belum tahu Sunan Giri sudah punya nama Raden Paku, Nyai Gede Pinatih memberi nama Joko Samudro. Nama tersebut diambil karena Sunan Giri ditemukan di lautan lepas atau samudra.

3 dari 6 halaman

Belajar ke Sunan Ampel

Setelah dewasa, Sunan Giri belajar agama Islam di Ampeldenta ke Sunan Ampel bersama Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) yang merupakan putra dari Sunan Ampel. Semangat mempelajari Islam Sunan Giri tak pernah padam.

Selama belajar di Ampeldenta, Sunan Giri mendapat pengetahuan baru tentang Islam. Kegigihannya mendalami agama Islam akhirnya berbuah hasil. Ia dan Sunan Bonang akhirnya menjadi seorang wali yang turut menyebarkan agama Islam.

Sunan Giri mendapat nama baru lagi saat belajar di Ampeldenta yakni Raden Ainul Yaqin. Nama tersebut diberikan langsung oleh Sunan Ampel.

Bertahun-tahun mendalami Islam di Ampeldenta, akhirnya Sunan Ampel mengetahui jika Joko Samudro merupakan anak dari Maulana Ishaq.

Sunan Giri pun bertemu dengan ayahnya, Maulana Ishaq. Barulah dia mengetahui asal usulnya termasuk alasan dimasukkan ke dalam peti kayu dan dihanyutkannya ke laut.

4 dari 6 halaman

Mendirikan Pesantren

Sunan Giri menikah dengan putri Sunan Ampel bernama Dewi Murtasiah. Kemudian keduanya bermukim di Giri dan mendirikan pondok pesantren sebagai pusat pendidikan agama Islam dan pemerintahan.

Pesantren Giri terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa. Pengaruh pesantren ini sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Pengaruh pesantren Giri terus berkembang hingga akhirnya menjadi kerajaan bernama Giri Kedaton. Sunan Giri kemudian mendapat gelar baru yakni Prabu Satmata.

Berdasarkan babad Gresik, bangunan di Giri Kedaton bertingkat tujuh (tunda pitu). Hal ini ditandai dengan sengkala yang menunjukkan angka tahun 1408 Saka atau 1486 M.

Giri Kedaton menguasai wilayah Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi. Kerajaan ini akhirnya ditumbangkan oleh Sultan Agung.

5 dari 6 halaman

Strategi Dakwah Sunan Giri

Setiap Wali Songo dalam melakukan dakwahnya mempunyai cara atau strategi yang berbeda-beda. Sunan Giri dikenal sebagai wali yang berdakwah lewat permainan anak-anak.

Bahkan, Sunan Giri juga menciptakan permainan seperti jamuran, jelungan, hingga cublak-cublak suweng. Permainan tradisional tersebut hingga saat ini masih dimainkan.

Permainan yang dibuat Sunan Giri ada nyanyiannya. Nyanyian dalam permainan tersebut mengandung nilai-nilai dakwah. Misalnya, ada salah satu nyanyian yang mengandung makna jangan menuruti hawa nafsu.

Tidak hanya melalui permainan anak-anak, Sunan Giri juga memanfaatkan seni sebagai strategi dalam berdakwahnya. Misalnya dengan wayang hingga tembang-tembang Jawa.

Selain itu, jalur politik juga dijadikan Sunan Giri sebagai sarana untuk berdakwah dalam rangka menyebarkan agama Islam.

6 dari 6 halaman

Makam Sunan Giri

Sunan Giri wafat pada tahun 1506 M dan dimakamkan di atas bukit berarsitektur khas Jawa yang terletak di Dusun Giri Gajah, Desa Giri, Kecamatan Kebomas. Lokasi makam Sunan Giri berjarak 4 km dari pusat kota Gresik.

Makam Sunan Giri hingga kini sering dikunjungi oleh penziarah dari berbagai daerah. Bahkan, makam Sunan Giri sudah menjadi salah satu wisata religi di Gresik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.