Sukses

Pemkot Surakarta 'Keukeuh' Kelola Sriwedari Meski Sengketa dengan Ahli Waris

Pemerintah Kota Surakarta berkomitmen tetap mengelola Sriwedari Solo meski hingga saat ini kawasan tersebut masih menjadi sengketa antara pemerintah daerah dengan ahli waris Wiryodiningrat

Liputan6.com, Solo - Pemerintah Kota Surakarta berkomitmen tetap mengelola Sriwedari Solo meski hingga saat ini kawasan tersebut masih menjadi sengketa antara pemerintah daerah dengan ahli waris Wiryodiningrat.

"Masterplan di Sriwedari memang sudah dikonsep sebelumnya dan masuk rencana RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan RTRW (rencana tata ruang wilayah)," kata Sekretaris Daerah Kota Surakarta Ahyani di Solo, Jateng, Jumat, dikutip Antara.

Ia mengatakan penggunaan lahan tersebut akan difokuskan untuk kegiatan budaya dan ruang terbuka bagi masyarakat.

"Bangunan di sana hanya untuk kegiatan budaya, di antaranya ada gedung wayang orang, Museum Keris dan Museum Radya Pustaka. Untuk GWO yang lama akan dijadikan sebagai museum modern dan nanti akan dibangun lagi GWO yang lebih representatif," katanya.

Sedangkan sebagian kawasan akan dikembalikan pada desain lama, salah satunya ada jembatan lengkung. Menurut dia, pembangunan kawasan Sriwedari diprediksikan membutuhkan dana yang besar.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembangunan

"Di kisaran awal anggaran menyentuh Rp200 miliar, tetapi kalau gedung belum (belum termasuk). Untuk museum nanti kami akan mengacu pada teater modern baik yang ada di Indonesia maupun luar negeri," katanya.

Ia mengatakan pada pengelolaan tersebut, sebagian pemerintah menggunakan APBN, di antaranya untuk pembangunan Lapangan Sriwedari, Museum Keris dan perawatan di kawasan Sriwedari.

"Termasuk Graha Wisata, revitalisasi kolam atau segaran, dan taman-taman yang ada di sana," katanya.

Sedangkan untuk pembangunan Masjid Sriwedari yang saat ini masih dalam proses, dikatakannya, akan menggunakan dana CSR dari perusahaan.

"Tidak memungkiri kami butuh anggaran dari CSR," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.