Sukses

Jenazah TKI di Malaysia Sulit dipulangkan, Ini Respons Disnakerin Cilacap

Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian sudah berkomunikasi dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan KBRI terkait proses pengurusan jenazah TKI asal Cilacap yang meninggal di Malaysia tersebut

Liputan6.com, Jakarta Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian Cilacap, Jawa Tengah bertindak cepat merespons laporan meninggalnya Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKI di Malaysia, atas nama Yulia Sivli (24), warga Sidamulya, Kecamatan Wanareja.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian Cilacap Dikdik Nugraha mengatakan bahwa, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan KBRI terkait proses pengurusan jenazah TKI asal Cilacap yang meninggal di Malaysia tersebut.

Namun begitu, dia pun masih menunggu kepastian apakah TKI tersebut meninggal karena terpapar Covid-19. Sebab, meski negatif PCR, namun informasi yang diperolehnya, Yulia suspek atau bergejala mirip Covid-19.

"Saat ini sedang menghubungi KBRI, sedang diupayakan nanti nunggu hasilnya bagaimana, kalau tidak memungkinkan akan dimakamkan di sana, karena dokter walaupun negatif ada kecenderungan (mirip Covid). tunggu info saja sedang diupayakan PTnya dan KBRI disana, dan menunggu dari rumah sakit Malaysia, data sudah masuk di kita," ujar Dikdik, kepada wartawan.

Sebelum meninggal, Yulia bekerja di bagian elektronik di PT Sansan Yasindo Malaysia, ia sudah bekerja sekitar 4 tahun lamanya. Almarhumah merupakan putri ke tiga dari lima bersaudari, ibunya pun sudah meninggal tahun 2015 dan bapaknya bekerja di Jakarta.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kronologi TKI Cilacap Dikabarkan Meninggal di Malaysia

Seperti diberitakan sebelumnya, Yulia Silvi (24 th), seorang Pekerja Migran Indonesia atau TKI asal Desa Sidamulya, Wanareja, Cilacap, Jawa Tengah meninggal dunia di Malaysia Selasa, (31/8/2021).

Berdasar keterangan rumah sakit, dokter mendiagnosa penyakit adiknya adalah autoimun. Sebelum meninggal dunia, TKI ini dirawat di rumah sakit di Johor, Malaysia, selama 10 hari.

Sebelumnya Yulia juga sempat mengikuti tes PCR rutin sebanyak tiga kali dengan hasil negatif. Meski tidak didiagnosa positif Covid-19, pihak keluarga kesulitan memulangkan jenazah.

“Adik saya meninggal hari Selasa, tanggal 31 Agustus 2021. Saya dapat kabar langsung dari HRD ASJ Component Malaysia, tempatnya bekerja di Malaysia. HRD itu telepon sama saya, sekitar pukul 09.10 WIB. Mengabarkan bahwa adik saya sudah meninggal,” kata kakak ipar almarhumah, Bayu Firmansyah, Rabu malam (1/9/2021).

Sebelum meninggal dunia, TKI tersebut dirawat dua kali di rumah sakit berbeda. Belakangan, muncul gejala sesak napas yang mirip dengan Covid-19. Namun hasil tes PCR negatif.

"Katanya di paru-parunya ada bakteri, tapi hasil tes PCR negatif Covid, hanya saja dokter tidak berani memulangkan karena mirip gejala Covid, faktanya test PCR menunjukkan negatif," dia mengungkapkan.

 

3 dari 3 halaman

Keluarga Yakin Almarhumah Tak Terpapar Covid-19

Berdasar informasi dari keterangan Yulia sebelum meninggal dan informasi temannya, Bayu meyakini bahwa almarhumah tidak terpapar Covid. Sebab sejak masuk rumah sakit pertama pada awal Ramadan lalu, ia didiagnosa terkena penyakit autoimun atau lupus. Selama di sana, Yulia pernah dirawat di dua rumah sakit.

Bayu sudah berkoordinasi dengan pihak agensi, perusahaan, asuransi, hingga Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnakertrans) Cilacap. Akan tetapi hingga saat ini belum ada progres berarti. Sementara waktu, jenazah Yulia Silvi disemayamkan di rumah sakit di Johor tempatnya dirawat.

Rencananya keluarga dibantu oleh Dinsosnakertrans juga akan menghubungi Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia. Dia berharap, pemerintah bisa memfasilitasi pemulangan jenazah pahlawan devisa negara ini.

"Kalau lagi sakit ia selalu ngabari, awalnya bengkak kakinya, tangannya dan badannya, tapi belum sampai sesak napas," ujarnya.

Bayu menyampaikan selama dirawat, pihak rumah sakit melarang Yulia didampingi dan tidak boleh dijenguk, meskipun dari pihak PT tempat ia bekerja. Namun untuk komunikasi diperbolehkan meski sangat dibatasi.

"Instruksinya suruh menunggu info selanjutnya, namun pihak keluarga minta almarhumah bisa dipulangkan," dia menuturkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.