Sukses

Bandara I Gusti Ngurah Rai Terapkan Sistem Ramah Lingkungan

Wujudkan bandara ramah lingkungan, Bandara I Gusti Ngurah Rai terapkan sistem manajemen energi ISO 50001:2018. Potensi penghematan energi hingga akhir 2021 di Bandara Bali mencapai Rp4,3 miliar.

Liputan6.com, Denpasar - Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, salah satu bandara yang  telah menerapkan sistem manajemen energi ISO 50001:2018. Hal itu salah satu wujud komitmen Angkasa Pura I untuk dapat berkontribusi positif terhadap lingkungan hidup dalam melakukan operasi bisnisnya.

"Konservasi energi melalui penerapan sistem manajemen energi dan pemanfaatan energi terbarukan di bandara merupakan wujud dari implementasi misi perusahaan tersebut. Saat ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menjadi bandara pionir menerapkan sistem ini dan diharapkan bandara lainnya dapat menerapkannya," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com, Minggu (8/8/2021).

Ia menyebut Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dipilih karena bandara ini merupakan salah satu bandara dengan aktivitas tersibuk. Meningkatnya operasional bandara berdampak pada peningkatan konsumsi energi, baik penggunaan energi listrik maupun energi bahan bakar minyak (BBM).

Dengan menerapkan sistem manajemen energi ini, bandara dapat melakukan penghematan atau efisiensi energi yang dapat berkontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). Penerapan manajemen energi di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali hingga Desember 2021 ini berpotensi menghasilkan penghematan energi.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penghematan Energi

Penghematan energi itu sebesar 3.627.686 Kwh atau setara dengan Rp. 4.309.691.285,-. Selain manfaat penghematan energi, manajemen energi di Bandara Bali juga berpotensi untuk menurunkan emisi GRK sebesar 2.866 ton CO2/Mwh.

Terkait kebijakan konservasi energi, Manajemen Angkasa Pura I juga telah menerbitkan instruksi tentang langkah-langkah penurunan gas emisi rumah kaca di bandara-bandara yang dikelola perusahaan.

Instruksi ini memuat rencana aksi untuk mendukung konservasi energi seperti pemanfaatan energi baru terbarukan melalui penggunaan pembangkit listrik tenaga surya, penggunaan lampu penerangan jalan solar cell , penggunaan lampu LED, dan penggunaan peralatan hemat energi lainnya yang mendukung kegiatan operasional bandara.

"Upaya konservasi dan penghematan energi yang nyata untuk mendukung perwujudan bandara ramah lingkungan atau green airport. Secara bertahap Angkasa Pura I dapat berkontribusi lebih besar dalam menurunkan emisi gas rumah kaca di sektor transportasi sebagai wujud kontribusi positif terhadap lingkungan," ujar Faik Fahmi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.