Sukses

Kenalkan, Kendaraan Anti-Curanmor Stater Sidik Jari STMIK Komputama Cilacap

Maling dijamin pusing oleh teknologi pemindai sidik jari untuk mengoperasikan kendaraan anti-curanmor yang dikembangkan mahasiswa STMIK Komputama, Cilacap

Liputan6.com, Cilacap - Pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) kerap meresahkan masyarakat, tak terkecuali di Cilacap. Bak pandemi, curanmor menghantui masyarakat, nyaris sepanjang waktu.

Maraknya curanmor itu tentu saja karena sistem pengamanan yang tak memadai. Kunci berpengaman ganda, misalnya, mudah saja dijebol oleh orang-orang nakal.

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Komputer (STMIK) Komputama, Cilacap berupaya menjawab keresahan masyarakat. Dengan dibimbing dosen, mereka mengembangkan teknologi anti-curanmor dengan memanfaatkan teknologi pemindai sidik jari.

Teknisi pengampu praktik STMIK Komputama, Ghufron mengatakan inovasi ini bermula dari kegelisahan banyaknya aksi pencurian kendaraan bermorot (curanmor). Pasalnya, sebagian kunci pengaman standar kendaraan amat mudah dibongkar.

Karena itu, butuh sebuah sistem dengan akses pribadi untuk mengoperasikan kendaraan, agar relatif aman dari pencurian.

“Alasannya berawal dari banyaknya keluhan pencurian kendaraan bermotor, baik mobil maupun sepeda motor,” katanya, Senin, di Kampus I STMIK Komputama, Cimanggu, Cilacap, (7/6/2021).

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sidik 3 Jari yang Bikin Maling Pusing

Atas inisiatif mahasiswa, tim membuat rancang bangun kendaraanyang memanfaatkan sidik jari agar bisa menjalankannya.

Dia menjelaskan, pemilik kendaraan menggunakan tiga jari. Yakni, jempol untuk membuka bagasi, jari telunjuk untuk menghidupkan kontak, dan jari tengah untuk menstater kendaraan.

Teknologi ini diklaim bisa digunakan untuk mobil dan sepeda motor, meski lebih memungkinkan mobil. Tiap kendaraan bisa didaftarkan untuk lima orang berbeda, demi kemudahan operasional.

“Jadi jari yang terdaftar tidak hanya satu, tapi ada tiga jari.Jari jempol itu untuk membuka bagasi. Jari tengah untuk stater. Jadi ketika kita mau menghidupkan. Jari telunjuk dulu untuk menghidupkan kontak, dan jari tengah untuk melakukan menstater motor,” jelasnya.

Ghufron mengemukakan, prototip kendaraan tersebut sudah rampung dikerjakan dan bisa dioperasikan seperti rencana. Dalam waktu dekat, inovasi ini akan diperkenalkan kepada pabrikan dan bengkel-bengkel kendaraan agar bermanfaat untuk masyarakat. STMIK juga akan menggandeng kepolisian untuk mengembangkan teknologi antimaling tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.