Sukses

Menikmati Pagi Bersama Butiran Embun di Danau Rana Mese Manggarai Timur

Liputan6.com, Sikka - Danau Rana Mese, begitu warga Manggarai Timur NTT menyebutnya. Danau eksotik yang diapit dua gunung berapi, yaitu Gunung Mandosawu (2.400 mdpl), yang merupakan puncak teringgi di Manggarai Timur, dan Gunung Ranaka (2.140 mdpl), menjadikan kawasan wisata yang satu ini dipenuhi beragam flora dan fauna.

Lokasi Danau Rana Mese berada di jalan negara Trans Flores Ruteng-Borong. Persis di sebelah utara jalan negara Trans Flores Ruteng-Borong sedikit menanjak, terdapat gapura. Sebuah tulisan terpampang pertanda lokasi wisata Danau Rana Mese berada.

Saat tim Liputan6.com, Minggu (21/3/2021) berkunjung, area sekeliling danau nampak hijau ditumbuhi pepohonan, bahkan jalan semen di kiri kanan area danau tampak tertutup lumut. Kesejukan menyeruak saat berjalan menuju danau dari tempat parkir kendaraan.

Lokasinya yang diapit dua gunung menjadikan pagi di lokasi ini cenderung berkabut, terasa dingin dan sejuk. Sesekali terdengar kicauan burung di pepohonan, juga yang terbang di seputaran danau. Tampak beberapa warga lokal asik memancing di sisi timur, persis di pinggir danau. Hanya tampak beberapa wisatawan lokal dan pengendara yang mampir menikmati keindahan danau ini.

Air danau terlihat mengalir deras dan dibuang melalui sebuah saluran di sisi timur ujung anak tangga jalan masuk. Terlihat beberapa pengunjung asik bersantai dan berpose di pinggir danau.

Sisilia Herlina, salah satu pengunjung kepada Liputan6.com mengaku senang bisa berkunjung ke Danau Rana Mese

"Udaranya sejuk dan tempatnya juga asri dan hijau karena ditutupi pepohonan rindang dan kawasan hutan yan terjaga. Saat pandemi Corona, tempat ini sepi pengunjung," katanya.

Herlina mengatakan, tempat ini cocok untuk mereka yang ingin sesekali menghindari dari kebisingan kota, karena tempatnya syahdu, sejuk, dan sedap dipandang.

"Hutannya pun rimbun dipenuhi pepohonan yang tinggi dengan jalan yang melingkar melewati pepohonan, jalanan yang berlumut mendaki dan menurun anak-anak tangga. Kita juga bisa bersantai di air terjun di dalam kawasan ini," katanya.

Herlina hanya berpesan kepada pengunjung lain untuk berhati-hati saat berjalan karena licin, karena jalan setepak ditumbuhi lumut dan kerap basah dihujani embun.

 

Simak Juga Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tempat Menawan yang Sepi Pengunjung

Kepala Resort Konservasi TWA Ruteng Wilayah III Rana Mese, Paulus Patus mengatakan, Danau Rana Mese secara administrasi berada di Desa Golo Loni, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Masuk dalam kawasan Taman Wisata Alam Ruteng seluas 32.245,6 Hektare. TWA Ruteng sendiri merupakan yang terluas di Indonesia dan berada di bawah pengelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Nusa Tenggara Timur  (BKSDA NTT).

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menikmati keindahan Danau Rana Mese. Salah satunya dengan memancing, atau sekadar melintas jalur treking di sekililing danau, dan menikmati air terjun.

"Bagi para pengnjung, sudah disiapkan fasilitas rekreasi berupa visitor center, shelter untuk menikmati keindahan panorama alam dan danau serta arboretum," kata Paulus.

Paulus mengakui, destinasi wisata ini belum terkenal sehingga kunjungan wisatawan masih minim. 

"Obyek wisata ini tidak masuk dalam paket perjalanan sehingga kunjungan wisatawan sangat rendah,,” ungkapnya.

Untuk menikmati indahnya panorama alam di Danau Rana Mese, pengunjung hanya dikenai tarif Rp5 ribu per orang untuk wisatawan lokal, dan Rp100 ribu per orang bagi wisatawan asing. 

"Kami siapkan juga home stay dengan tiga kamar tidur bagi wisatawan yang ingin menginap di obyek wisata ini.Biayanya Rp200 ribu per malam," katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur Kanisius Judin saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (24/3/2021) mengatakan, Danau Rana Mese memang merupakan destinasi wisata andalan di Manggarai Timur. Namun demikian pengelolaannya masih di bawah kewenangan BKSDA NTT dan pihaknya pun tidak mencampuri pengelolaan. Dikatakannya pemerintah Kabupaten Manggarai Timur belum ada izin dari BKSDA guna mengelola destinasi wisata ini.

"Kami sudah koordinasi dengan BKSDA tapi katanya harus ada surat dari bupati kepada BKSDA. Kami bisa kelola sepenuhnya kalau sudah diserahkan ke Kabupaten Manggarai Timur dan kami siap kelola destinasi ini," ungkapnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.