Sukses

Mencari Titik Terang Kasus Rudapaksa Siswi Disabilitas di Blora

Hampir sebulan saat pertama kali terbongkar, pelaku rudapaksa yang menyebabkan seorang siswi SLB di Blora hamil belum juga terbongkar.

Liputan6.com, Blora - Polisi mengalami kesulitan mengungkap kasus rudapaksa terhadap siswi disabilitas di Blora, Jawa Tengah. Korps Bhayangkara itu menyebut, korban yang susah diajak komunikasi menjadi hambatan pihak kepolisian mengungkap kasus ini.

"Kita kesulitan karena yang bersangkutan diajak berkomunikasi susah, IQ-nya sangat parah menurut saya, diajak komunikasi gurunya saja kebingungan menerjemahkan," ungkap Kasatreskrim Polres Blora, AKP Setiyanto kepada Liputan6.com.

Dalam kasus itu, pihak keluarga telah melaporkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Blora pada Rabu (21/10/2020). Hingga berita ini ditulis, sudah 26 hari berlalu tetapi kasus tersebut belum ada titik terang.

Meskipun demikian, kepolisian berkomitmen akan terus melakukan proses penyelidikan hingga bisa menangkap pelaku bejat yang tega menghamili siswi SLB itu.

"Kita tetap melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi. Yang telah kita periksa selama ini sudah 3 orang, yakni orangtuanya, bidan, dan gurunya," ujar Setiyanto.

Dari keterangan yang didapatkan pihak kepolisian sementara, pelaku rudapaksa mempunyai ciri-ciri fisik bertubuh agak gemuk serta memiliki kumis.

"Untuk warga belum ada yang kita periksa, karena belum ada yang tahu," ucap Setiyanto.

Sementara itu, Wahyu Vera Apriliani selaku bidan desa yang membantu korban mengungkapkan, saat ini usia kehamilan korban sudah 26 minggu atau 6 bulan lebih 2 minggu.

"Kehamilannya sehat, ibu dan bayinya sehat," ungkapnya.

Lebih lanjut, Bidan Vera menyampaikan, keberadaan korban saat ini tinggal di rumah orangtuanya.

Mengenai proses penyelidikan pihak kepolisian apakah masih lanjut ataukah saat ini terhenti, dirinya mengaku tidak mengetahui.

"Saya tidak tahu kalau masalah itu (penyelidikan polisi)," pungkasnya.

Bidan Vera ini adalah salah satu tenaga kesehatan yang peduli dengan kondisi kesehatan korban dan bayinya. Korban merupakan penyandang disabilitas tunarungu wicara. Selain itu, IQ korban di bawah rata-rata orang normal.

Sebagai informasi, kasus rudapaksa siswi SLB itu terbongkar setelah guru bertamu ke rumah korban untuk menyerahkan bantuan. Guru yang datang mendapat informasi dari bidan desa bahwa korban tengah hamil.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.