Sukses

Kecil tapi Merusak, Ini Fakta Soal Sesar Garsela Penyebab Gempa Bandung

Gempa bumi Magnitudo 4,0 mengguncang Kabupaten Bandung dan Garut, Minggu (1/10/2020) sekitar pukul 21.31 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi Magnitudo 4,0 mengguncang Kabupaten Bandung dan Garut, Minggu (1/10/2020) sekitar pukul 21.31 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa berada pada koordinat 7,20 LS dan 107,60 BT tepatnya di darat pada jarak 21 km arah tenggara Kabupaten Bandung pada kedalaman 5 kilometer.

Gempa ini dirasakan di Pengalengan dengan intensitas III MMI dimana guncangan dirasakan seakan-akan ada truk berlalu. Beberapa warga di Pengalengan sempat lari berhamburan keluar rumah karena terkejut akibat adanya guncangan yang terjadi secara tiba-tiba.

Guncangan juga dirasakan di Ciparay, Majalaya, Baleendah, Soreang dan Parompong dengan intensitas II MMI yang membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Daryono, Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Senin (2/10/2020) mengatakan, melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas Sesar Garut Selatan (Garsela).

"Sesar Garsela merupakan salah satu struktur sesar yang paling aktif di Jawa Barat, sehingga patut diwaspadai. Kewaspadaan terhadap adanya sesar aktif ini dinilai perlu menjadi perhatian semua pihak," kata Daryono.

Dirinya juga mencatat setidaknya ada beberapa fakta terkait Sesar Garsela. Catatan BMKG sejak 2008 mengungkap, adanya kluster aktivitas kegempaan/seismisitas di zona sesar ini yang mengindikasikan bahwa Sesar Garsela ini merupakan sesar aktif.

"Zona sesar Garsela memang sering terjadi aktivitas gempa, tetapi tidak pernah ada yang magnitudonya yang melebihi 5,0. Rata-rata gempa di zona ini kekuatannya kecil, tetapi karena sangat dangkal membuat guncangannya dirasakan oleh masyarakat," katanya.

Daryono menyebut, satu hal yang patut diwaspadai dari Sesar Garsela adalah meskipun magnitudonya kecil tetapi karena sangat dangkal maka dapat merusak. Banyak kasus gempa kekuatan di bawah 5,0 dan menimbulkan kerusakan.

"Gempa yang berpusat di Sesar Garsela pernah memicu kerusakan, yaitu Gempa Rancaekek dan Nagreg 18 Juli 2017. Selain itu beberapa rumah di Kecamatan Ibun dan Kertasari juga mengalami kerusakan. Kerusakan akibat gempa juga terjadi pada bangunan Control Room Kamojang 4 milik Pertamina Geothermal Energy," katanya.

Jika mengamati klaster gempa-gempa di Garut selatan, tampak polanya berarah barat daya–timur laut. Struktur Sesar Garsela jalurnya memanjang dari selatan Garut ke selatan Bandung. Aktivitas gempa yang terjadi di zona ini dominan memiliki mekanisme sumber sesar geser (strike slip). Jika ditarik garis lurus, panjangnya sekitar 42 kilometer.

"Zona Sesar Garsela terbagi dalam dua segmen, yaitu segmen Rakutai dan dan Segmen Kencana, kedua segmen ini sama aktifnya," katanya.

Hingga saat ini, belum diketahui laju pergeseran sesarnya dan berapa magnitudo tertargetnya yang dapat dilepaskan oleh Sesar Garsela. Untuk itu, Sesar Garsela menjadi tantangan bagi para ahli geologi gempa dan geodesi untuk mengungkapnya.

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.