Sukses

Ritual Adat Pemberian Makan Leluhur Warnai Peresmian Pasar Wairkoja Sikka

Simbol pemberian makan pada leluhur dipercayai masyarakat setempat sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap leluhur untuk bisa memberikan rejeki bagi pedagang yang akan menempati pasar.

Liputan6.com, Sikka - Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, terus berupaya menertibkan pedagang Pasar Geliting ke pasar Wairkoja yang sudah dibangun oleh pemerintah 12 tahun lalu.

Penertiban dan pemindahan pedagang ini disebabkan penumpukan pedagang yang berakibat kemacetan di jalur trans Maumere-Larantuka.

Peresmian pasar Wairkoja di Desa Wairkoja, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, ini diwarnai dengan upacara adat pemberian makan bagi leluhur.

Simbol pemberian makan kepada leluhur dipercayai masyarakat sebagai salah satu bentuk penghormatan agar memberikan rezeki bagi pedagang yang akan menempati pasar.

Tokoh Adat Sikka, Frumensius Kleko, mengatakan, ritual adat ini bermaksud mengajak leluhur agar terus menjaga para pedagang di pasar yang saat ini sudah diresmikan oleh pemerintah.

"Bukti penghargaan terhadap leluhur, sehingga apa yang diharapkan oleh para pedagang di pasar ini tidak sia-sia," ujarnya kepada wartawan, Jumat (14/8/2020).

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pasar Geliting Ditutup

Ia meyakini, dengan ritual adat ini, Pasar Wairkoja akan memberikan hasil yang baik bagi para pedagang.

Bupati Sikka, Fransikus Roberto Diogo mengatakan, peresmian Pasar Wairkoja ini akan bermanfaat bagi masyarakat.

"Saat ini pasar Geliting dinyatakan ditutup secara resmi, yang dibuat dengan ritual adat yang dapat menguatkan sebagai bentuk kesepakatan bersama antara masyarakat adat dan pengguna pasar," jelasnya.

Menurut dia, pemerintah akan segera melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan sehingga terwujud pasar yang ideal.

"Dengan ritual ini, semua pedagang akan pindah ke Pasar Wairkoja, kita hidup harus dengan adat," dia menegaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.