Sukses

Banyumas Berduka, Relawan Covid-19 Tagana Gugur Usai Salat dan Bagikan Masker

Relawan Covid-19 dari unsur Tagana Banyumas ini gugur sesampai di rumah sakit pukul 13.20 WIB. Diduga ia mengalami serangan jantung

Liputan6.com, Banyumas - Mukson (50), seorang relawan penanggulangan Covid-19 dari unsur Tagana Kabupaten Banyumas gugur, Minggu (12/4). Mantan Kepala Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas ini meninggal dunia saat menjalankan tugas kemanusiaan sebagai relawan.

Kabar itu menyebar melalui unggahan di media sosial hingga pesan berantai di aplikasi perpesanan WhatsApp. Koordinator Tagana Kabupaten Banyumas, Adi Chandra, menyampaikan langsung kabar duka itu.

"Beliau hari ini membagi masker dan sosialisasi pencegahan COVID-19 bersama MWCNU Karanglewas," ujar dia dalam sebuah grup WA jurnalis.

Usai membagikan masker dan sosialisasi, Mukson istirahat siang dan salat zuhur. Namun setelah salat, ia muntah-muntah lalu pingsan.

"Rekan-rekan beliau membawa ke RS Hermina," ujar dia.

Namun ayah empat orang anak ini tak tertolong. Relawan Covid-19 ini gugur sesampai di rumah sakit pukul 13.20 WIB. Diduga ia mengalami serangan jantung.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengenang Sosok Mukson, Sang Relawan Kemanusiaan

"Beliau salah satu relawan disinfektan Tagana Kabupaten Banyumas yang aktif melakukan disinfeksi sesuai jadwal BPBD  maupun Dinsospermasdes," dia menuturkan.

DR Tri Wuryaningsih, akademisi Fisip Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengenang almarhum sebagai figur yang supel dan gigih dalam berbagai kegiatan sosial. Ia mengaku beberapa kali bekerja sama ketika Fisip Unsoed menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Sunyalangu.

Ia juga sempat berkolaborasi saat menangani kasus pemerkosaan seorang ayah dengan korban anak kandungnya hingga hamil. Bayi dari hasil hubungan inces ini nyaris dibunuh oleh neneknya.

Bayi ini kemudian diselamatkan dan diserahkan ke panti asuhan. Karena tidak ada panti asuhan yang menerima bayi di Banyumas, maka mereka membawa ke panti asuhan milik Pemprov Jateng di Salatiga.

"Bahkan pernah satu mobil perjalanan Purwokerto-Salatiga untuk mengantar bayi hasil incest  ke Panti Wiloso Tomo," ujar dia yang dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (12/4).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.