Sukses

Menteri Terawan: Bukan Hanya Virus Corona, DBD juga Berbahaya dan Mengancam Jiwa

Tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sikka, NTT, membuat Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto melakukan kunjungan langsung ke wilayah tersebut.

Liputan6.com, Sikka - Tingginya kasus Demam Berdara Dengue (DBD) di Kabupaten Sikka, NTT, membuat Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto melakukan kunjungan langsung ke wilayah tersebut. Dalam kunjungannya, Terawan melihat langsung sejumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD TC Hillers Maumere pada Senin (9/3/2020).

Terawan mengatakan, permasalahan kesehatan di Indonesia bukan hanya virus Corona (Covid-19), tapi juga DBD. Bahkan dirinya mengatakan, yang paling mengancam jiwa masyarakat Indonesia saat ini adalah DBD.

"Ingat sudah 32 orang yang meninggal karena demam berdarah di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan 13 orang yang meninggal dunia adalah di Kabupaten Sikka," katanya.

Dirinya juga mengharapkan peran serta pemerintah daerah dan warga untuk bisa bersama-sama mencegah wabah DBD semakin meluas di wilayah tersebut, sehingga angka kematian karena wabah tersebut bisa ditekan.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Dominikus Minggu Mere mengatakan, hingga saat ini tercatat ada 2.67 orang yang terkena DBD di NTT.

"Kasus DBD yang paling tinggi ada di Kabupaten Sikka, yaitu 1.195 dan dengan angka kematiannya 13 orang," ungkapnya.

Dominikus mengatakan, pihaknya bersama pemerintah daerah telah melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan, bahkan sejak awal musim hujan melanda NTT. Hal ini juga sudah disampaikan melalui camat dan kelurahan serta desa se-Kabupaten Sikka.

Tren penyakit DBD di Sikka, kata Dominikus, tertinggi terjadi di minggu ke-8 sebanyak 181 kasus dan di minggu ke-9. Saat ini, kata dia, sudah terjadi penurunan kasus menjadi 175 kasus. Penurunan itu dinilainya tidak terlalu banyak.

"Atas kasus DBD ini kami juga telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk menginstruksikan kerja bakti kepada kecamatan, lurah, dan desa," katanya. 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.