Sukses

Jejak Harimau Sumatra Menepis Dugaan Mutilasi Petani Lahat

SW sendiri ditemukan meninggal dunia secara tragis, pada Minggu siang, di kebun duriannya di perkebunan Lekung Benuang Desa Pajar Bulan Kecamatan Mulak Ulu Kabupaten Lahat Sumsel.

Liputan6.com, Palembang - Jasad SW (57), petani durian yang diduga diterkam Harimau Sumatra, akhirnya selesai diautopsi. Proses autopsi ini dilakukan tim Forensik Polda Sumatra Selatan (Sumsel), untuk mengetahui penyebab kematian tragis warga Kecamatan Mulak Ulu Kabupaten Lahat Sumsel ini.

Sebelum autopsi, sebagain potongan tubuh SW yang ditemukan, sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Kabupaten Lahat, Sumsel, pada Minggu (22/12/2019) malam.

SW ditemukan meninggal dunia secara tragis, pada Minggu siang, di kebun duriannya di perkebunan Lekung Benuang, Desa Pajar Bulan. Tubuh korban terpotong-potong dan menyebar di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Menurut Kabiddokkes Forensik Polda Sumsel Kompol Mansuri, setelah makam korban dibongkar, petugas tim Forensik Polda Sumsel langsung melakukan autopsi di dekat makam korban, Senin (23/12/2019) siang.

Para anggota tim forensik melakukan pemeriksaan pada jasad korban satu persatu. Mulai dari bagian kaki, tangan, dan kepala, untuk memastikan apakah korban dimutilasi oleh manusia atau binatang buas.

“Saat melakukan pemeriksaan, kita temukan pada tangan korban dari telapak tangan, pergelangan sampai lengan terdapat bekas cakaran binatang. Diduga korban sempat melakukan perlawanan pada binatang buas tersebut,karena terdapat bekas cakaran, dan ada tulang patah,” ucapnya, Selasa (24/12/2019).

Usai memeriksa satu persatu bagian jasad korban, tim forensik menyimpulkan bahwa korban SW dinyatakan 99 persen dimangsa oleh binatang buas. Namun Kompol Mansuri tidak bisa memastikan, apakah hewan buas tersebut adalah Harimau Sumatra atau binatang lainnya.

“Ya kita meyakini bahwa korban memang dimakan oleh binatang buas,” katanya.

Kapolres Lahat melalui Kapolsek Mulak Ulu, AKP Kasmini Darda mengatakan, berdasarkan hasil autopsi diduga kuat korban SW memang benar dimakan binatang buas. Terlebih, teror yang berkembang di masyarakat saat ini binatang buas tersebut ialah Harimau Sumatra

Dengan adanya kepastian hasil autopsi ini, menangkal isu yang menduga-duga bahwa korban dimutilasi oleh manusia.

“Sudah dikumpulkan beberapa bukti kuat seperti bekas cakaran dan temuan tapak kaki Harimau Sumatra oleh warga di sekitar lokasi kejadian,” ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hewan Buas Berkeliaran

Pihak kepolisian juga menyaksikan langsung pemeriksaan tim forensik serta dengan bukti-bukti lainnya, yang menyatakan bahwa korban dimangsa binatang buas.

Sementara itu, Pikal, warga Desa Pajar Bulan Kecamatan Mulak Ulu Kabupaten Lahat Sumsel meyakini, jika korban meninggal dunia secara tragis akibat dimangsa Harimau Sumatra.

Pikal turut mencari korban. Jejak Harimau Sumatra dilihatnya saat mengevakuasi potongan jasad korban. Bukti ini juga disaksikan oleh tim evakuasi dari Polsek Mulak Ulu.

“Memang benar kami melihat jejak Harimau Sumatra saat melakukan pencarian kemarin, dan banyak saksi yang melihat,” dia mengungkapkan.

Perihal seranga Harimau Sumatra ini, Camat Mulak Ulu Sumarno mengimbau masyarakat khususnya di 16 Desa kecamatan Mulak ulu ini, agar berhati-hati saat beraktivitas di hutan dan kebun.

Dia memprediksi, masih banyak binatang buas, terutama Harimau Sumatra yang berkeliaran di sekitar TKP maupun sepanjang perbukitan perkebunan warga.

“Kami imbau pada masyarakat agar berhati-hati, tidak melakukan aktivitas sendiri di hutan dan di perkebunan,” katanya.

Proses pencarian sisa potongan tubuh korban kembali digelar pada hari Selasa. Para petugas dan warga kembali menemukan serpihan tulang jari kaki dan tangan. Penemuan ini akan digabungkan kembali ke potongan tubuh lainnya dan segera dimakamkan.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.