Sukses

Konflik Manusia dan Buaya di Riau Bagai Makan Buah Simalakama

Kepala Bidang I KSDA Riau meminta warga yang ingin menangkap buaya bisa melibatkan pihaknya.

Liputan6.com, Pekanbaru - Sudah beberapa bulan masyarakat Desa Sikakak, Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, tak berani beraktivitas di sungai karena ada buaya. Satwa dari zaman purbakala itu sering menampakkan diri dan berjemur di tepi Sungai Kuantan.

Bahkan, beberapa bulan lalu, seorang kakek diterkam buaya ketika buang air di sungai. Beruntung, kakek tadi berhasil menyelamatkan diri setelah menampar mulut buaya yang ingin menjadikannya mangsa.

Usai kejadian itu, petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memasang sejumlah plang peringatan di beberapa titik. Warga dilarang beraktivitas di sungai karena intensitas kemunculan buaya makin tinggi.

Tak lama kemudian, tepatnya, Selasa, 23 Juli 2019, beberapa warga nekat mengakhiri keberadaan buaya itu. Warga mengintai dan menyusuri sungai hingga akhirnya mendapat kesempatan menangkapnya.

Ada tiga warga yang dikabarkan berjibaku dengan seekor buaya berukuran tiga meter itu. Berbekal tali dan peralatan lainnya, buaya tadi berhasil ditaklukkan hingga akhirnya menjadi tontonan masyarakat sekitar.

Niat warga menangkap ini akhirnya berujung maut bagi buaya. Diduga satwa dengan cengkeraman mulut terkuat ini lemas hingga akhirnya dinyatakan mati pada Rabu, 24 Juli 2019.

Menurut Kepala Bidang I KSDA Riau Andri Hansen Siregar, pihaknya mendapat informasi buaya ditangkap pada 23 Juli malam. Hal ini dikoordinasikan dengan Polsek Cerenti dan petugas BBKSDA di wilayah itu.

"Rupanya memang benar, warga sudah menyerahkan buaya itu ke Polsek Cerenti," kata Hansen, Kamis siang, 25 Juli 2019.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sudah Dikubur

Berdasarkan keterangan Kapolsek Cerenti, buaya sudah lemas ketika diserahkan masyarakat. Pengecekan pada Rabu pagi, 24 Juli 2019, buaya tersebut sudah tak bernyawa lagi.

"Kemudian buaya mati itu dibawa petugas kami Resort KSDA Wilayah Petai untuk dikuburkan," sebut Hansen.

Hansen menerangkan, buaya sepanjang tiga meter itu dikubur dengan kedalaman satu meter lebih. Petugas menggali kuburan buaya memakai alat berat yang sudah disediakan.

Hansen berharap kejadian warga menangkap buaya ini tak terulang lagi. Pasalnya, buaya bisa membahayakan jiwa orang yang menangkap.

"Warga yang menyerahkan buaya ke Polsek sudah diberi arahan, tindakan warga ini bahaya sekali," ucap Hansen.

Terkait masih adanya buaya di sungai itu dan membuat khwatir masyarakat, Hansen meminta semua pihak menahan diri. Dan kalau memang masyarakat tetap ingin menangkap, Hansen meminta pihaknya dilibatkan.

Terpisah, Kapolres Kuansing Ajun Komisaris Besar Muhammad Mustafa SIK menjelaskan, penangkapan buaya dilakukan masyarakat pada Selasa petang, tepatnya pukul 15.00 WIB. Ada tiga warga yang turun ke sungai setelah melihat buaya itu berjemur.

"Buaya yang ditangkap itu meresahkan masyarakat sekitar, ada juga warga yang memakai tombak untuk melumpuhkannya," kata Mustafa.

Beberapa tombak mengenai kepala dan badan buaya sehingga terluka. Setelah diikat, buaya itu diserahkan ke Mapolsek lalu dijemput petugas BBKSDA untuk dikuburkan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.