Sukses

Terimbas Getaran Gunung Agung, Padmasana Pura Pasar Agung Roboh

Kerusakan padma tiga terjadi diduga karena getaran dan gempa kecil yang terus terjadi sejak Gunung Agung mengalami peningkatan aktivitas.

Amlapura - Diduga akibat dampak guncangan gempa yang terus terjadi sejak aktivitas Gunung Agung meningkat, satu dari padma tiga pelinggih atau tempat bersembahyang Padmasana Pura Pasar Agung, Sebudi, Selat Karangasem patah pada bagian atasnya.

Penglingsir Pura Pasar Agung, Sebudi, Jro Mangku Gede Umbara membenarkan terkait robohnya salah satu pelinggih pada Kamis, 10 Januari 2019.

"Padma Tiga yang paling selatan yang mengalami kerusakan (patah) pada bagian atas. Kerusakan ini diketahui saat purnama kelima," Jelas Jro Mangku Gede Umbara.

Menurutnya, kerusakan padma tiga terjadi diduga karena getaran dan gempa kecil yang terus terjadi sejak Gunung Agung mengalami peningkatan aktivitas.

Selain ujung padma tiga patah, Pura Pasar Agung juga pernah terpapar hujan abu. Padma tiga ini, kata Jro Mangku, terbuat dari batu hitam dan dibagun tahun 1992 silam. Saat itu, pembagunan diperkirakan menghabiskan dana Rp 1 miliar.

Sementara kerusakan akibat getaran Gunung Agung kali ini hanya bagian atas sehingga bisa dilakukan perbaikan ringan. Hanya saja, meski kerusakan ringan, tetapi untuk biaya upacara sangat besar.

 

Baca berita menarik lainnya dari Jawapos.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kondisi Terkini Gunung Agung

Gunung Agung yang berada di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali kembali meletus pukul 19.55 Wita, Kamis, 10 Januari 2019. Namun, abu vulkanik masih tidak teramati dengan baik.

Hingga saat ini usai meletus, tingkat aktivitas Gunung Agung masih berada di level III atau siaga. Dari kemarin hingga pagi ini, Kamis (11/1/2019), visual cuaca Gunung Agung cerah hingga mendung, angin lemah ke arah barat, dan barat laut.

"Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama dengan tinggi 20 meter di atas puncak, berwarna putih dengan intensitas tipis," tulis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ESDM www.vsi.esdm.go.id.

Sementara, dari Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA), terkirim kode warna orange, terbit 10 Januari 2019 pukul 20.23 Wita.

"Terkait erupsi dengan ketinggian kolom abu tidak dapat teramati karena gunung tertutup kabut. Amplitudo gempa letusan 22 mm dan lama gempa 266 detik," kata PVMBG ESDM.

Gunung Agung memiliki ketinggian 3142 MDPL mengalami erupsi sejak 21 November 2017. Letusan terakhir terjadi pada 30 Desember 2018 dan 10 Januari 2019.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.