Sukses

Ingat Masa Kecil, Kakek Surapati Luncurkan Inovasi Kincir Angin

Dengan memanfaatkan besi bekas pemberian dari pabrik pemecah batu di kawasan itu, dan sebagian lagi materialnya terbuat dari kayu.

Liputan6.com, Rejang Lebong - Seorang kakek di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, membuat kincir untuk mengalirkan air dari sungai menuju ke sawahnya yang selama ini kekeringan. Dulu ada mata air di bagian atas, tetapi karena adanya pembukaan lahan, air yang keluar dari mata air itu tinggal sedikit dan tidak sampai ke sawah.

"Sejak ada kincir ini sawah saya sudah tiga kali panen, selama ini lebih dari lima tahun tidak bisa diolah walau dekat sungai karena sawah saya berada di atas sungai," ujar Surapati, di Rejang Lebong, Minggu 21 Oktober 2018.

Petani yang memiliki ide kreatif ini ialah Kakek Surapati (71), petani di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Curup Utara. Berkat kincir yang dibuatnya, sawah seluas dua hektare miliknya yang sempat lima tahun terbengkalai lantaran tidak memiliki air untuk mengolahnya kini sudah bisa ditanami padi.

Kincir yang dibuatnya itu setiap harinya mengalirkan ribuan liter air ke sawahnya dari pertemuan Sungai Dendan dan Sungai Ulu Musi di Desa Tanjung Beringin. Air ini mengalir melalui puluhan batang pipa paralon ukuran lima inci yang dipasang mulai dari lokasi kincir menuju sawahnya yang berada di atas sungai seperti dilansir Antara.

Ide membuat kincir air tersebut setelah sawahnya lama terbengkalai sehingga berubah menjadi belukar dan lahan tidak produktif. Dia berpikir keras bagaimana caranya agar bisa mengolah lahan miliknya itu.

Kemudian dirinya teringat semasa kecil dulu di wilayah Kota Curup banyak ditemui usaha penggilingan padi yang menggunakan kincir air sebagai, dengan memanfaatkan besi bekas pemberian dari pabrik pemecah batu di kawasan itu, dan sebagian lagi meterialnya terbuat dari kayu.

Berkait pengairan dengan menggunakan kincir ini sawah milik kakek Surapati setiap kali panen per hektarenya bisa menghasilkan beras sebanyak 120 kaleng, yang per kalengnya seberat 16 kg atau berkisar 1,9-2 ton beras.

Kabid Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rejang Lebong, Akhyar saat dihubungi mengaku belum mengetahui keberadaan kincir air di wilayah Desa Tanjung Beringin yang digunakan untuk mengairi sawah petani.

"Itu ide yang bagus sekali, tetapi saya belum tahu itu. Nanti akan kami cek lagi, karena sudah lama tidak terlihat kincir air yang dulunya dipakai untuk mesin penumbuk padi," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.