Sukses

Insiden Rebutan Lahan Parkir Berdarah di Bali

Diduga rebutan lahan parkir di Bali, I Ketut Pasek, seorang tukang parkir (46), tewas dengan delapan tusukan di tubuhnya.

Bali - I Ketut Pasek, seorang tukang parkir (46), tewas dengan delapan tusukan di tubuhnya di depan Tiki Jalan Kapten Regug 1, Denpasar, Bali, Rabu (26/9/2018). Tewasnya Ketut Pasek menjadi buntut rebutan lahan parkir antara dirinya dengan Wayan Siki (51), rekan seprofesinya.

Salah seorang saksi mata mengatakan, saat itu dirinya sedang bekerja di dalam kantornya. Kemudian tiba-tiba mendengar teriakan korban. Kemudian saksi bergegas lari ke depan. Tak tahunya saksi justru melihat korban yang sedang ditusuk oleh pelaku di bagian dadanya. Saat itu pelaku langsung pergi meninggalkan korban ke arah barat dengan mengendarai sepeda motornya.

"Motifnya rebutan tempat parkir. Yang nusuk sama-sama tukang parkir," ujar saksi, seperti dikutip dari Baliesxpress.jawapos.com.

Kondisi korban saat ditemukan telentang bersimbah darah tepat di depan pintu masuk ke kantor Tiki, dengan sebagian ususnya mencuat dari lubang tusukan perut sebelah kanan. Selain itu ada goresan di bagian kepalanya.

Dari informasi lapangan yang dihimpun korban saat itu sempat menyampaikan kepada pelaku bahwa lahan parkir tersebut akan diambil oleh pecalang. Namun, tidak tahunya itu hanya akal-akalan korban, sehingga pelaku gerah dan naik pitam menusuk korban.

Sedangkan sumber koran ini menyebutkan bahwa kejadian saat itu tepat pada jam pergantian shift. Keduanya sempat berbincang-bincang di sebelah TKP, yakni sebuah gang kecil, hingga akhirnya terjadi penusukan pertama. Mengetahui dirinya akan ditusuk, korban lalu bermaksud melarikan diri menuju kantor Tiki. Belum sempat membuka pintu kaca, tangan kanan korban ditarik oleh pelaku dah kembali ditusuk bertubi-tubi.

"Kejadian itu disaksikan karyawan Tik,i kok. Korban sempat melawan juga. Nah, di situlah penusukan pertama terjadi. Lalu korban lari dan dikejar pelaku. Saat terkapar juga masih ada pelaku," ungkap sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Sementara itu keterangan dari salah satu karyawan Tiki, Eka Yunita (32), pihaknya tahu korban sudah dalam kondisi meninggal. Meski tak kenal dekat, korban dikatakannya orang yang baik. Bahkan korban sudah setahun bekerja sebagai tukang parkir di depan Tiki, bergantian shift dengan pelaku. Saat kejadian pun korban baru datang dan akan tugas pukul 14.00. "Tidak tahu pasti karena saat itu semua karyawan kan di belakang. Dan saya di lantai atas," ucapnya.

 Baca juga berita menarik Baliexpress.Jawapos.com lainnya di sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dugaan Polisi

Sementara itu keterangan dari kakak korban, Sri Dewi, bahwa adiknya tersebut sudah bercerai dengan istrinya sejak 3 bulan lalu. Dia dikaruniai seorang anak yang masih duduk di bangku kelas 1 SD.

Sri mengaku bahwa hari itu perasaannya sudah tidak enak, apalagi saat teleponnya berdering. Benar saja saat diangkat, kabar duka justru diterimanya bahwa sang adik tewas ditusuk oleh rekannya. Saat mendatangi lokasi, jerit tangis Sri tak terelakkan melihat adiknya yang nomor tujuh tersebut tewas bersimbah darah dan masih ditutupi karton. Kemudian mayat korban baru dievakuasi dan dibawa ke kamar jenazah RSU Sanglah sekitar pukul 15.16 Wita.

Ditemui di Instalasi Forensik, kakak kelima korban, Wayan Suarta, menyampaikan bahwa adiknya kerap mengeluhkan permasalahan dengan istrinya yang berasal dari Lombok, yakni masalah anak perempuan semata wayangnya yang sudah berpindah agama. Pihaknya mengaku terakhir kali ketemu korban saat Hari Raya Galungan lalu.

"Hanya firasat Ibu dan kakak saya datang, Ibu dan kakak saya kan sudah bersih (meninggal dan sudah selesai diupacarai, Red). Mimpi ketemu saja sebulan lalu, mereka duduk di samping saya," ungkapnya.

Sementara Kanit Reskrim Polsek Denpasar Timur Iptu Ario Seno Wimoko saat ditemui di lokasi menyampaikan bahwa dugaan sementara adanya perebutan tentang lahan parkir.

"Patut kami duga juga sudah direncanakan sebelumnya artinya pelaku datang juga sudah dengan persiapan membawa pisau," ungkapnya.

Pihaknya menyampaikan bahwa dugaan korban meninggal karena kehilangan darah akibat delapan luka tusukan yang ada di tubuhnya. Yang kebanyakan luka tusuk di area perut dan dada. Namun pastinya masih menunggu hasil otopsi dari RSU Sanglah.

Sebanyak tiga saksi mata telah diperiksa di Mapolsek Denpasar Timur dan disampaikan bahwa keduanya sempat terlibat cekcok. Sementara itu informasi dilapangan pelaku sudah menyerahkan diri usai menusuk korbannya. "Sudah menyerahkan diri tadi. Tapi saya belum tahu detainya menyerahkan diri," ucap salah satu sumber kepolisian.

Sementara itu, Kepala Bagian Forensik RSU Sanglah dr. Dudut Rustiadi menyampaikan bahwa dari pemeriksaan luar jenazah ditemukan beberapa luka tusuk yang tersebar pada dada, perut dan tangan. "Luka yang paling parah bisa di dada atau perut. Kepastiannya harus autopsi dulu," ujarnya.

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.