Sukses

Polisi Korban Cemburu Buta Seniornya di Sultra Baru 6 Bulan Nikmati Gaji

Polisi muda yang menjadi korban tewas akibat dianiaya seniornya di Polda Sultra dikenal sebagai pebasket yang pernah mewakili institusi.

Liputan6.com, Kendari - Bripda Faturrahman Ismail (20), polisi yang tewas usai dianiaya kedua seniornya di Polda Sulawesi Tenggara (Polda Sultra), ternyata baru enam bulan menikmati tugasnya sebagai polisi muda. Selama itu pula, Faturrahman yang sempat menjalani kuliah di Universitas Hasanuddin, Makassar, itu menerima gaji sebagai polisi.

Gajinya di Polda Sultra sering dikirim kepada orangtuanya di Kabupaten Kolaka Utara. Meskipun sedikit, Faturrahman rutin mengirimkan gajinya setiap bulan kepada orangtua yang tinggal di kampung.

Dari keterangan keluarga, Faturrahman merupakan lulusan SMA pada 2015 di Kabupaten Kolaka Utara. Usai menganggur selama setahun, Faturrahman sempat memutuskan kuliah mengambil jurusan teknik arsitektur.

"Saat kuliah 2016, dia lalu memutuskan mendaftar polisi dan akhirnya lulus," ujar Haidir, sepupu korban, Senin (3/9/2018).

Korban juga memiliki salah seorang kakak yang juga anggota polisi yang bertugas di Kolaka Utara. Hal ini diketahui dari akun Instagram yang sering mengunggah kebersamaan dengan keluarga besarnya.

"Kami syok, tidak disangka-sangka akan begini," ujar Haidir.

Jago Basket dan Suka Bercanda

Korban dikenal sebagai salah seorang pebasket di Polda Sultra. Aktif bermain basket sejak SMA, korban sering mengikuti kejuaraan basket lokal membawa nama Polda Sultra.

"Dia pernah main untuk Polda Sultra, membawa nama kesatuan. Bagus mainnya," ujar Adi Barus, salah seorang rekan korban.

Korban juga dikenal suka bercanda oleh rekan-rekannya. Candaan korban, sering diperlihatkan di akun Instagram @Fatur_mfi. Sering melibatkan rekan-rekannya di Instagram, korban dikenal suka bercanda.

"Dia baik. Kami tak sangka dia langsung tewas tiba-tiba, mungkin karena capek," ujar salah seorang rekan korban.

Faturrahman dianiaya kedua seniornya yang bernama Bripda Sulfikar dan Bripda Fislan usai disuruh berbaris bersama 19 rekannya, Senin (3/9/2018). Korban mengalami luka memar pada permukaan jantung dan perut bagian bawah hingga pingsan di asrama polisi.

Berdasarkan pemeriksaan, salah seorang senior bernama Sulfikar ternyata menyimpan dendam setelah sang istri diajak makan bersama oleh korban. "Kedua pelaku sudah tersangka dan kini ditahan di Rutan Polda Sultra," ujar Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhart.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.