Sukses

Jengkol Langka, Warteg di Semarang Kelabakan

Semarang - Buah jengkol mulai langka di pasaran Kota Semarang, Jawa Tengah. Penggemar masakan olahan buah yang kerap menimbulkan bau tak sedap ini tampaknya harus mulai menahan keinginan untuk mengonsumsinya.

Sejumlah pedagang pasar tradisional di Kota Semarang bahkan mengaku tak lagi menjual jengkol selama sebulan terakhir. Selain mulai langka, mereka enggan menjual karena harga jengkol yang terus meroket.

"Di sini sudah tidak ada lagi yang menjual jengkol. Harganya mahal sekali, malah takut enggak laku," tutur seorang pedagang di Pasar Peterongan, Kota Semarang, Wartini, saat dijumpai Semarangpos.com (Solopos.com grup), Senin, 16 Juli 2018.

Wartini menyebutkan harga jengkol saat ini sudah menyentuh angka Rp 55.000–Rp 60.000 per kilogram (kg). Harga itu juga baru berada di tingkat pemasok dari Bandar Lampung. Ia memperkirakan harga itu bisa semakin tinggi jika sudah sampai di tingkat pedagang.

"Saat ini pasokan dari Lampung agak berkurang. Mungkin itu yang membuat jengkol jadi mahal. Terakhir dapat kabar harganya dari Lampung sudah Rp 55.000 per kg. Kalau sampai sini pasti bisa mencapai Rp 80.000 per kg. Saya enggak berani kulakan," tutur Wartini.

Di Kota Semarang, saat ini hanya ada dua pasar yang diketahui kerap menjual jengkol. Selain di Peterongan, jengkol juga dijajakan pedagang di Pasar Karangayu.

Baca berita menarik lainnya dari Solopos.com di sini.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab Kelangkaan Jengkol

Seorang pedagang Pasar Karangayu, Rukmini, juga mengaku mulai menghentikan usaha menjajakan jengkol. Harganya yang mahal membuatnya kerap tidak mendapat pasokan. Padahal, sebelum harga melonjak Rukmini kerap mendapat pasokan hingga 2 kuintal.

"Kalau biasanya (waktu normal) harganya Rp 35.000. Kemarin pas puasa harganya juga segitu. Sekarang kok naiknya minta ampun. Saya jadi enggak berani beli," kata Rukmini.

Rukmini memperkirakan langkanya jengkol akibat banyak petani yang gagal panen. Ia biasa mendapat pasokan jengkol dari wilayah Jawa Timur (Jatim).

Sulitnya ditemukannya jengkol di Semarang ini juga turut dirasakan pengusaha rumah makan, terutama Warung Makan Tegal, yang biasanya kerap menjajakan masakan olahan jengkol.

Seorang pemilik warung makan Tegal "Arman" di kawasan Pleburan, Kota Semarang, mengaku sudah hampir sebulan lebih menghapus semur jengkol dari daftar menu masakannya.

"Sulit sekarang mencarinya. Padahal pas puasa kemarin masih ada. Dulu belinya Rp 35.000 per kg. Sekarang enggak pernah ada di pasar. Saya biasa beli jengkol di Pasar Peterongan," tutur pemilik warung makan Tegal yang enggan disebut namanya itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.