Sukses

Dikasih Susu untuk Orang Dewasa, Kondisi 2 Balita Ini Mengenaskan

Orangtua balita tersebut mengaku tak kuat membeli susu formula untuk bayi karena terlalu mahal.

Liputan6.com, Kendari - Dua balita di Kota Kendari dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Bahteramas, Provinsi Sulawesi Tenggara, sejak Sabtu 30 Desember 2017. Dua balita itu mengalami gizi buruk diduga karena sering diberi minum susu untuk orang dewasa.

Kedua balita itu, yakni Muhammad Adam Saputra berusia 7 bulan dan Arisandi, balita berusia 10 bulan.

Berat badan Muhammad Adam Saputra, sejak masuk di rumah sakit hanya seberat 4,8 kilogram. Sedangkan kondisi badan Arisandi lebih memprihatinkan. Selain terbaring lemah, kulitnya juga terkelupas.

Humas RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara, Masita mengatakan, kedua bayi itu mengalami gizi buruk. Penyebabnya, kedua bayi tidak diberikan asupan ASI dan nutrisi yang cukup.

"Badannya seperti gejala alergi, bengkak-bengkak. Kemudian, kulit terkelupas dan kondisi tubuh kurus dan lemah," ujar Masita, Rabu, 3 Januari 2018.

Tetapi setelah dirawat intensif selama dua hari, berat keduanya mulai membaik. Berat badannya makin bertambah setelah mendapatkan cairan infus dan suplai nutrisi.

Tunru (21), ayah Muhammad Adam Saputra mengatakan, bayinya sempat mengalami demam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya, kondisi anaknya baik-baik saja.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alasan Ekonomi

Karena keterbatasan biaya, anaknya hanya diberi minum kental manis untuk orang dewasa. Hal ini dilakukan selama beberapa hari untuk mencukupi kebutuhan ASI. Sebelum memberi minum anaknya susu untuk orang dewasa, Tunru mengatakan pernah memberikan bayinya salah satu jenis susu untuk balita.

"Tapi, setelah itu sempat beberapa hari saya kasi minum susu kaleng orang dewasa," ujar Tunru.

Senada dengan Tunru, ibu dari Arisandi, Lisa juga mengaku memberi minum anaknya susu murah dengan merek dan jenis yang sama yang diberikan Tunru kepada bayinya. Harga susu per kaleng berkisar Rp 10.000 hingga Rp 11.000.

Kedua orangtua bayi mengakui, kondisi ekonomi pas-pasan menyebabkan mereka sempat memilih salah satu merek susu kaleng untuk diberikan kepada anaknya. Meskipun, keduanya juga mengaku pernah membelikan jenis susu balita untuk diminum anaknya.

Tunru (21), ayah dari Muhammad Adam Saputra, adalah pekerja serabutan. Kadang-kadang, bekerja sebagai kuli bangunan.

Sementara Abu (31), ayah dari Arisandi berprofesi sebagai petani palawija di Desa Ulu Pohara, Kecamatan Lahungkumbi, Kabupaten Konawe. Jika sedang tak musim tanam, Abu berusaha mencari pekerjaan lain untuk menghidupi keluarganya.

Karena itu, pihak Rumah Sakit Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan akan menanggung penuh biaya pengobatan kedua anak mereka. Keduanya akan ditanggung program Kartu Sehat Bahteramas, salah satu program kesehatan bagi masyarakat kurang mampu di Kota Kendari.

"Mereka sampai keluar dari rumah sakit, akan dibiayai, sebab untuk keduanya tidak memiliki kartu BPJS," ujar humas rumah sakit, Masita.

3 dari 3 halaman

Tak Paham Kondisi Anak

Ibu Muhammad Adam Saputra, Lisa (17) dan Tunru awalnya tak mengetahui jika kondisi bayi mereka yang berusia tujuh bulan mengalami gizi buruk. Sempat mengalami panas, kondisi bayinya kemudian makin lemah.

"Setelah sakit, dia kemudian tak mau makan, Juga tak mau minum susu," ujar Lisa.

Sejumlah tetangganya yang mengetahui kondisi bayi keduanya langsung mengarahkan Tunru dan Lisa ke rumah sakit.  Masalah datang ketika sejumlah surat seperti kartu identitas dan kartu keluarga, ternyata tidak dimiliki keduanya. Alasannya, hanyut dibawa banjir.

Ketua RT15/RW03, Kelurahan Mandonga, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Andi Hasma A langsung turun tangan. Berbekal surat keterangan tidak mampu, Tunru dan Lisa langsung membawa bayinya ke rumah sakit.

"Awalnya, memang mereka tak tahu jika kondisi bayinya karena kekurangan gizi, tapi setelah kami lihat kesehatan dan kondisi bayi yang lemah, kita langsung arahkan ke rumah sakit, kemudian bantu urus beberapa surat administrasi," ujar Andi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.