Sukses

Uji Sampel Bubur Ayam yang Diduga Beracun, Pemilik Irit Bicara

Kondisi warga yang dirujuk ke rumah sakit yang diduga akibat keracunan bubur ayam mayoritas sudah membaik.

Liputan6.com, Sukabumi - Kepolisian Resor Citamiang mendalami dugaan keracunan bubur ayam yang dialami puluhan warga di Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Minggu, 5 November lalu. Polisi masih menunggu hasil uji sampel bubur ayam yang diperiksa di Laboratorium Kesehatan Bandung.

Kapolsek Citamiang, AKP Wahyudi mengatakan, pihaknya sudah memintai keterangan sejumlah warga, termasuk pedagang bubur ayam berinisial OM. Ia belum bisa memastikan adanya kelalaian pedagang.

"Pedagangnya sudah kami mintai keterangan. Kelanjutan penanganan kasus ditentukan dari uji lab yang saat ini sedang dilakukan di Bandung," ujar Wahyudi saat dikonfirmasi Liputan6.com, Senin (6/11/2017).

Wahyudi memastikan, kondisi warga yang dirujuk ke rumah sakit mayoritas sudah membaik. Polisi juga memasang garis polisi pada peralatan dagang bubur ayam yang disimpan di depan kediaman OM, di Jalan Pemuda, Kecamatan Citamiang.

Ditemui secara terpisah, OM mengaku heran dengan adanya pelanggan yang mengalami gejala tidak biasa usai mengonsumsi bubur ayam jualannya. Lagi pula, jumlah warga yang mengeluh keracunan bubur terbilang sedikit dibanding porsi bubur ayam terjual saat itu.

"Kemarin itu saya buat tiga liter untuk 100 mangkuk bubur, sementara yang mengeluh sakit hanya beberapa saja," kata OM di kediamannya.

OM terkesan irit bicara. Ia meminta wartawan mengonfirmasi langsung ke polisi. "Mohon maaf, saya ada perlu dulu sebentar," tutur OM. 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Korban Bertambah Jadi 33 Orang

Sementara itu, Ketua Tim Penanggulangan Informasi dan Keluhan pada RSUD R. Syamsudin, Wahyu Handriana mengatakan, korban masih berdatangan hingga Senin siang tadi. Mereka mengeluhkan gejala serupa, dan mengaku mulai merasakannya usai mengonsumsi bubur ayam yang sama.

"Kemarin itu ada 17 orang, hingga siang tadi masih berdatangan. Jumlah warga yang ditangani di sini ada 29 orang," kata Wahyu.

Hingga sore tadi, kata Wahyu, kondisi sebagian besar korban membaik, dan diperbolehkan pulang. Tinggal dua orang saja yang masih dirawat.

"Dua orang yang masih dirawat kondisinya berangsur membaik," kata Wahyu.

Wahyu belum bisa menyebutkan penyebab pasti yang mengakibatkan puluhan warga harus dilarikan ke rumah sakit. Pihaknya juga menunggu hasil analisis dari laboratorium kesehatan di Bandung.

"Apakah memang karena keracunan bubur atau yang lain, kami belum bisa memastikan," tutur Wahyu.

3 dari 3 halaman

Kejadian Luar Biasa

Sebelumnya, puluhan warga Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Jawa Barat, dilarikan ke rumah sakit. Mereka mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi bubur ayam yang dijual pedagang kaki lima di sekitar permukiman.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, para korban dilarikan ke dua rumah sakit berbeda. Sebanyak 17 orang ditangani di RSUD R Syamsudin, serta empat orang lainnya di RSUD Al Mulk, Kecamatan Lembursitu.

"Anak saya muntah-muntah dan diare setelah makan bubur. Makanya langsung saya bawa ke rumah sakit," kata Ratih, seorang warga, di IGD RSUD R Syamsudin, Minggu, 5 November 2017.

Ratih mengatakan, putranya, Endsel, yang baru berusia tiga tahun makan bubur ayam pukul 07.30 WIB. Sekitar dua jam berselang, gejala keracunan mulai terlihat hingga anaknya kelelahan.

Awalnya, Ratih mengira anaknya hanya masuk angin. Ia baru tersadar anaknya keracunan bubur, setelah melihat banyak warga yang mengalami gejala serupa.

"Ternyata banyak juga warga yang keracunan setelah makan bubur ayam itu," ujar Ratih.

Ketua Tim Penanganan Informasi dan Keluhan RSUD R. Syamsudin, Wahyu Handriana mengatakan, warga yang mengeluhkan gejala keracunan berdatangan sejak pagi hingga sore.

"Jumlah warga yang ditangani di sini 17 orang," tutur Wahyu.

Wahyu mengatakan, seluruh pasien mengaku mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi bubur ayam dari pedagang yang biasa berjualan sekitar permukiman warga. Untuk memastikan penyebabnya, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi akan memeriksa sampel bubur.

"Sampelnya sudah diambil, nanti bisa diketahui pasti penyebabnya," tutur Wahyu.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, meninjau kondisi korban diduga keracunan bubur ayam di RSUD R. Syamsudin. Menurut dia, terdapat empat korban lain yang ditangani di RSUD Al Mulk.

Fahmi mengatakan, Pemerintah Kota atau Pemkot Sukabumi menetapkan peristiwa keracunan massal ini sebagai kejadian luar biasa. Seluruh biaya perawatan akan ditanggung oleh Pemkot Sukabumi.

"Sebagian besar warga kondisinya membaik dan sudah diperbolehkan pulang," kata Fahmi.

Ia menambahkan, petugas kesehatan tengah fokus menangani para korban yang masih dirawat. Pihaknya berharap seluruh korban segera diperbolehkan pulang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.