Sukses

Cari Penjelasan, Banser Amankan Pemuda Diduga Hina Ketua PBNU

Pemuda itu kaget karena status yang diduga menghina Ketua PBNU yang disampaikan dalam forum tertutup malah bocor di media sosial.

Liputan6.com, Jember - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU mengamankan seorang pemuda M Fahim Elmagotsy di sekretariat Gerakan Pemuda Ansor Jember, Jawa Timur, karena dianggap menghina Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Agil Siradj di media sosial.

"Kami mengamankan pihak yang menulis kata-kata penghinaan kepada Ketua PBNU di media sosial karena cukup meresahkan dan pengamanan itu untuk melakukan tabayun (mencari kejelasan)," kata Ketua GP Ansor Jember Ayub Junaidi di Sekretariat GP Ansor setempat, dilansir Antara, Selasa, 3 Januari 2017.

Menurut dia, GP Ansor dan Banser berbeda dengan yang lain karena pihaknya hanya ingin mengetahui alasan dari yang bersangkutan dan tidak melakukan kekerasan terhadap pelaku yang diduga menghina Ketua PBNU tersebut.

"Sebenarnya berbeda pendapat dan pikiran boleh-boleh saja, namun menyampaikan dengan kata-kata tidak pantas dan menghina seorang Kyai Said Agil di media sosial dapat meresahkan warga NU," tutur Ayub.

Melalui media sosial, lanjut dia, bisa diakses oleh semua orang dan pihaknya pun sangat mengecam ucapan tersebut dan meminta pertanggungjawaban dari penulis kata-kata yang menghina dan tidak pantas disampaikan tersebut.

"Saya minta penulis membuat pernyataan permohonan maaf dan mencabut kata-kata itu yang dibuat tertulis juga karena akan kami laporkan ke pusat. Apalagi, viral ini juga sudah ramai di media sosial hingga nasional, sehingga permintaan maaf ini untuk menghindari polemik yang ada," ucap Ayub yang juga Wakil Ketua DPRD Jember.

Sementara itu, M Fahim Elmagotsy dalam kesempatan itu mengaku kaget dengan kejadian tersebut karena ia mengucapkan kata-kata yang dianggap menghina itu dalam forum grup tertutup.

"Saya tidak menyangka ada yang men-screenshoot dan mengunggahnya menjadi viral, sehingga diketahui banyak pihak," tutur dia.

Ia mengatakan diskusi dalam grup tersebut dianggapnya tertutup dan tidak bisa diakses oleh semua pihak. Namun, ada yang menggunggahnya ke media sosial hingga ramai seperti ini.

"Kendati demikian, saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat, apabila pernyataan saya sudah meresahkan. Saya tidak pernah menyangka jika pernyataan itu heboh di media sosial dan saya berjanji lebih berhati-hati dalam menyampaikan ucapan," kata Fahim.

Fahim akhirnya bersedia menandatangani surat pernyataan permohonan maaf tersebut dengan disaksikan sejumlah kyai yang hadir di Kantor GP Ansor Jember.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.