Sukses

Aturan Pembatasan COVID-19 Dicabut, Warga Mesir Bahagia Bisa Kembali Salat Berjamaah Saat Ramadhan

Beberapa hari sebelum Ramadhan dimulai pada 2 April di Mesir, pemerintah mencabut larangan jamuan amal Ramadhan dan salat berjamaah.

Liputan6.com, Kairo - Dengan pembatasan anti-pandemi COVID-19 yang ketat pada pertemuan dan salat berjamaah di Mesir dalam dua tahun terakhri, untuk pertama kalinya aturan ini telah longgar.

Muslim Mesir pada tahun 2022 bisa menikmati Ramadhan yang lebih menyenangkan, demikian dikutip dari laman Global Times, Sabtu (16/4/2022).

Beberapa hari sebelum Ramadhan dimulai pada 2 April di Mesir, pemerintah mencabut larangan jamuan amal Ramadhan dan salat.

Keputusan itu diumumkan setelah angka kematian COVID-19 berada di bawah 10 kasus, rata-rata mingguan pada akhir Maret, menurut data Kementerian Kesehatan Mesir.

Masjid sekarang diizinkan untuk membuka ruang acara mereka untuk kegiatan ibadah seperti salat Tarawih.

Toko, restoran, dan kafe juga diizinkan tetap buka hingga pukul 02.00 waktu setempat selama bulan suci.

“Ramadhan tahun ini benar-benar berbeda,” kata Nasr Abdo, seorang sopir taksi berusia 54 tahun.

"Saya membeli lampu gantung dekoratif berbentuk bulan sabit, bintang, dan lentera dan menghabiskan waktu bersama anak-anak saya untuk menempelkannya di jendela dan balkon rumah," katanya.

Sebagai bagian dari perayaan, banyak orang bergegas ke alun-alun kota dan jalan-jalan untuk menyiapkan meja untuk berbagi makanan kepada orang asing, terutama orang-orang yang kurang beruntung.

“Saya dengan senang hati memasak makan malam panas untuk banyak orang,” kata Othman Mostafa, seorang kontraktor berusia 64 tahun, sambil menata meja dan kursi di sebuah tenda kecil yang didekorasi di distrik Al-Haram di Giza, Provinsi dekat ibukota Kairo.

"Menjadi tuan rumah bagi orang-orang untuk berbuka puasa bersama adalah sesuatu yang saya lewatkan selama dua tahun terakhir," kata Mostafa, mengacu pada makan malam buka puasa selama bulan Ramadhan.

Banyak tunawisma dan orang miskin datang untuk menikmati makanan Ramadhan yang disajikan di atas meja sepanjang 40 meter yang disiapkan oleh Mostafa, yang telah menawarkan makan malam berbuka puasa amal selama 15 tahun sebelum wabah pandemi COVID-19 pada tahun 2020.

Dalam dua tahun terakhir ketika pertemuan besar dilarang, Mostafa membagikan makanan kemasan di apotik kepada yang membutuhkan di lingkungannya sebagai cara untuk melanjutkan tradisi amal.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Momen Berbagi

Ramadhan kali ini, Mostafa memulai persiapan pada sore hari setiap hari untuk memasak sekitar 200 makanan, yang terdiri dari daging sapi atau ayam, sayuran, nasi, kurma dan jus.

Mostafa telah mempekerjakan seorang koki dan enam asisten untuk memasak makanan.

Ahmad Byoumy, koki berusia 44 tahun, mengatakan menyajikan makanan untuk orang miskin telah menjadi "fitur klasik Ramadhan di Mesir untuk waktu yang lama."

"Ini adalah bulan cinta, kasih sayang dan perbuatan baik," kata Byoumy, menambahkan bahwa dia memasak makanan dengan selera yang berbeda.

Meskipun tindakan karantina dilonggarkan, pemerintah Mesir menekankan bahwa acara berbagi makanan tradisional harus dijauhkan dari jalan-jalan utama dan dengan kapasitas yang harus dikurangi.

Ahmad Assem, seorang pelayan di jamuan amal lain di pinggir jalan di distrik Al-Haram, mengatakan dia membagi orang menjadi beberapa kelompok untuk mematuhi aturan jarak sosial.

"Melihat kebahagiaan dan kepuasan di wajah mereka adalah bagian favorit dari pekerjaan saya," kata Assem.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.