Sukses

Meski Dilarang Mudik, 17 Ribu Tiket Kereta Api H-1 Lebaran Ludes Terjual

PT Kereta Api Indonesia (KAI) tetap menyediakan tiket perjalanan Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) di masa larangan mudik lebaran 2021

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (KAI) tetap menyediakan tiket perjalanan Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) di masa pra larangan mudik lebaran dan pasca peniadaan mudik Lebaran 2021.

Di periode pra pelarangan mudik Lebaran, yaitu 22 April hingga 5 Mei 2021, KAI menyediakan rata-rata 48 ribu tiket Kereta Api Jarak Jauh per hari.

"Ini sudah terjual sebanyak 40 persen," ujar VP Public Relation KAI Joni Martinus saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (28/4/2021).

Joni melanjutkan, untuk periode pasca peniadaan mudik Lebaran yang jatuh pada 18 hingga 24 Mei 2021, KAI baru membuka rata-rata 8 ribu tiket Kereta Api Jarak Jauh per hari. Yang terjual masih di bawah 10 persen.

Adapun untuk keberangkatan 5 Mei 2021, atau H-1 lebaran, tiket yang terjual mencapai 17 ribu atau 34 persen dari kuota yang disediakan KAI sebesar 50 ribu.

Untuk keberangkatan tanggal 5 Mei, rute yang menjadi favorit masyarakat meliputi KA Argo Wilis (Bandung - Surabaya Gubeng pp), Argo Dwipangga (Gambir - Solo Balapan), Bengawan (Pasar Senen - Purwosari), Jayabaya (Pasar Senen - Malang), Bengawan (Pasar Senen - Purwosari), Jayakarta (Pasar Senen - Surabaya Gubeng), dan KA-KA lainnya.

"Untuk rute-rute lain okupansinya masih relatif normal dan terus bergerak karena penjualan masih terus berlangsung di web aplikasi KAI Access, web kai.id, dan channel resmi penjualan tiket KAI lainnya," tutur Joni.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dilarang Mudik, Doni Monardo Ajak Masyarakat Pulang Kampung Virtual

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengajak masyarakat pulang kampung secara virtual usai kebijakan dilarang mudik digaungkan. 

Hal itu dikatakan Doni usai menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi (KPC PEN) di Istana Negara, Jakarta, Senin 26 April 2021.

"Salah satu solusi dalam mengatasi kerinduan terhadap keluarga untuk tidak mudik ini adalah melakukan berbagai upaya silaturahmi secara virtual," kata Doni dalam siaran tertulis Satgas Covid-19 terkait kebijakan dilarang mudik, Selasa (27/4/2021).

Dia berharap tiap-tiap posko yang ada di daerah dapat membantu warganya dalam melakukan komunikasi virtual sebagai pengganti silaturahmi secara langsung.

Terutama bagi warga yang tidak memiliki alat maupun akses internet sehingga menghambat silaturahmi virtual saat dilarang mudik.

"Mohon berkenan, posko-posko yang ada di tiap daerah, bisa memberikan kesempatan kepada keluarga yang mungkin belum memiliki fasilitas untuk berkomunikasi secara virtual, untuk bisa difasilitasi," kata Doni.

Doni mengatakan Ramadan dan Idul Fitri di tengah pandemi Covid-19 menjadi momentum yang harus disadari sebagian besar masyarakat di Tanah Air untuk tidak mudik karena dapat memicu penularan virus SARS-CoV-2.

"Harus kita sadari tahun ini pun mohon tidak mudik dulu. Harus bersabar, harus bisa menahan diri," kata Doni.

Imbauan ini semata-mata untuk melindungi segenap masyarakat dari potensi ancaman Covid-19.

"Ini semuanya untuk kepentingan bersama. Kita harus bisa menyelamatkan diri kita, menyelamatkan keluarga kita, dan juga menyelamatkan bangsa kita," jelas Doni.

Dia menjelaskan, berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, momentum libur nasional dan keagamaan selalu diikuti oleh tren kenaikan kasus Covid-19.

Selain angka kasus aktif, Bed Occupancy Rate (BOR) di setiap rumah sakit juga meningkat pascaliburan.

Angka kematian juga selalu naik usai liburan. Bahkan angka kematian tenaga medis, dokter serta perawat.

"Sudah terbukti dengan pasti, setiap libur panjang akan diakhiri dengan peningkatan kasus," jelas Doni.

"Akan diikuti dengan jumlah pasien di rumah sakit yang meningkat, dan juga akan diikuti dengan angka kematian yang tinggi, termasuk juga gugurnya para dokter, dan juga para tenaga kesehatan lainnya," tandas Doni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.