Sukses

Sambut Ramadan, Bisnis Makanan Rumahan Singapura Mulai Buka Lagi pada 12 Mei

Bisnis makanan berbasis rumahan di Singapura dilaporkan akan diizinkan untuk kembali beroperasi mulai 12 Mei.

Liputan6.com, Singapura- Selain beberapa bidang bisnis lainnya di Singapura, bisnis makanan berbasis rumahan (Home based food bussiness) juga mendapatkan dampak saat bulan suci Ramadan di tengah pandemi Virus Corona COVID-19. 

Bisnis makanan rumahan di Singapura tersebut meliputi kue hidangan untuk perayaan bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. 

Bisnis makanan berbasis rumahan (Home based food bussiness) di Singapura dilaporkan akan diizinkan untuk kembali beroperasi mulai 12 Mei, yang merupakan tindakan Pemerintah negara itu untuk secara bertahap mengurangi tindakan pemutus penyebaran virus.

Namun, langkah-langkah manajemen yang aman seperti memastikan pengiriman tanpa kontak dan pengumpulan pesanan harus dipatuhi oleh bisnis ini, seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (3/5/2020). 

Kementerian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air (MEWR) Singapura pada Sabtu 2 Mei mengatakan bahwa pengambilan pesanan harus dengan susunan janji temu saja, dan waktunya harus menyebar.

Tak hanya itu, proses pembayaran juga dikatakan harus dengan metode tanpa uang tunai, bisnis makanan berbasis rumahan hanya dapat dilakukan oleh anggota rumah tangga yang sama yang dapat bekerja. 

Menurut kementerian, langkah tersebut perlu dilakukan untuk membatasi interaksi antara penjual, tenaga pengiriman dan pelanggan. Hal itu juga dapat membantu meminimalkan risiko transmisi Virus Corona COVID-19. 

Singapura telah memberlakukan tindakan pemutus penyebaran virus selama 2 minggu, yang termasuk daftar layanan penting.

Layanan makan pribadi berbasis rumah masih belum diizinkan, menurut laporan. 

Bisnis makanan rumahan termasuk aktivitas bisnis yang tidak diizinkan beroperasi di bawah aturan yang ketat, dikatakan memicu kekhawatiran di antara beberapa pembuat roti rumahan yang bergantung pada bisnis tersebut untuk mendapatkan penghasilan, serta mereka yang telah menerima peningkatan pesanan menjelang perayaan Hari Raya akhir bulan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelonggaran Pembatasan Sebelum Hari Raya

Pada 27 April, Menteri Pembangunan Nasional Singapura, Lawrence Wong mengatakan dalam konferensi pers bahwa peraturan pembatasan dapat dilonggarkan jika jumlah kasus Virus Corona COVID-19 dalam masyarakat lokal turun. Hal ini menyebabkan beberapa pembuat roti rumahan berharap bahwa pembatasan akan dilonggarkan sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Pada tanggal 1 Mei, Presiden Singapura Halimah Yacob juga mengatakan bahwa dia berharap untuk membeli kue dari bisnis berbasis rumahan begitu pembatasan mereda.

Presiden Halimah Yacob menuliskan di Facebook bahwa "bisnis berbasis rumahan sebagian besar dijalankan oleh wanita, biasanya dengan tanggung jawab pengasuhan dan merupakan sumber pendapatan penting bagi mereka".

"Meskipun mereka membuat kue sepanjang tahun, selama bulan Ramadhan mereka dapat memperoleh penghasilan terbesar untuk membayar biaya Hari Raya mereka sendiri dan menyimpan sebagian untuk kebutuhan lain," tambah Presiden Halimah Yacob.

"Selama masa-masa yang sangat sulit ini, pendapatan yang didapatkan oleh HBB bahkan lebih kritis karena beberapa memiliki pasangan yang kehilangan pekerjaan atau yang pendapatannya telah dipotong karena COVID-19," jelas Presiden Halimah Yacob.

Selain itu, Presiden Halimah Yacob juga menambahkan bahwa ia menantikan kue jualan mereka. Namu mengingatkan para penjual untuk mematuhi aturan pemutus sirkuit yang dimaksudkan untuk menjaga semua orang aman dari Corona COVID-19.

Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air, Masagos Zulkifli memperingatkan bahwa penting agar bisnis ini mematuhi pedoman dan langkah-langkah manajemen yang aman setelah pengumuman Pemerintah bahwa bisnis makanan berbasis rumahan akan diizinkan untuk melanjutkan operasi mulai tanggal 12 Mei.

Menteri Masagos menuliskan di Facebook , bahwa hal itu termasuk menghindari segala bentuk pertemuan di rumah dengan orang-orang yang bukan dari keluarga yang sama. Hal ini adalah bagian dari kewaspadaan kolektif kita terhadap COVID-19, untuk mencegah pembentukan cluster baru.

Menteri Masagos juga menambahkan ia mengerti bahwa merupakan waktu yang menantang bagi banyak bisnis makanan berbasis rumahan. Selain itu, Menteri Masagos juga menyampaikan terima kasihnya atas pememahaman tentang perlunya untuk memperketat tindakan pemutus penyebaran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.