Sukses

Buka Puasa dengan Merokok, Ini Bahayanya

Tidak disarankan untuk membatalkan puasa dengan merokok. Ternyata bikin tubuh lebih rentan terkena berbagai penyakit

Liputan6.com, Jakarta Salah satu aktivitas yang kerap dilakukan untuk membatalkan puasa saat buka puasa adalah merokok. Namun, hal itu ternyata tidak disarankan.

"Jelas bahaya. Kalau kita puasa, lambung kita kosong. Sebaiknya dimulai dengan makanan yang baik. Biasa dengan yang manis dulu lalu makan besar dan seterusnya," ujar Anggota Departemen Keorganisasian Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, dr. Ade Meidian Ambari.

Menurut Ade, apabila tubuh yang telah melakukan puasa langsung buka puasa dan dibebani dengan rokok, orang tersebut akan lebih rentan terkena berbagai penyakit, salah satunya penyakit kardiovaskular dan paru-paru.

"Misalnya kita capek, lelah, otomatis beban jantungnya meningkat, kita tidak makan, kurang cairan lalu dibebani dengan rokok yang ada karbonmonoksidanya, ada nikotinnya yang merusak tubuh, otomatis lebih rentan," kata Ade ketika ditemui seusai konferensi pers dan seminar daring PERKI dalam rangka Hari Perayaan Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada 31 Mei, di kantor PERKI, Jakarta Barat, Selasa (5/6/2018).

Menurut Ade, sesungguhnya bulan Ramadan merupakan saat yang tepat untuk berhenti merokok.

Simak juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lambung terpapar asap

Mereka yang berbuka dengan rokok sendiri rentan terkena penyakit seperti infeksi paru-paru, ataupun sesak napas. Tidak hanya itu lambung juga bisa terpapar asap.

"Setiap orang akan berbeda tentunya. Kalau dia merokok tentunya asapnya bagi paru-paru kan tidak baik. Jadi lebih rentan untuk infeksi paru atau sesak napas. Lambungnya juga dengan asap rokok dia mungkin jadi lebih asam atau bagaimana," ujar Ade.

"Efeknya macam-macam Walaupun efeknya (langsung) tidak terlalu besar tapi pasti adalah," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.