Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta menggelar debat perdana calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta. Debat perdana ini digelar di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu malam (6/10/2024).
Dalam kegiatan itu, ternyata didukung masing-masing pasangan calon (paslon). Baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Salah satunya dengan menghadirkan maskot, baik dari pendukung Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) dan Pramono Anung-Rano Karno alias Doel.
Wakil Koordinator Kampanye RIDO, David Hamka, mengatakan maskot yang berbentuk kotak berwarna biru dengan kepala mirip Ridwan Kamil dan Suswono ini memiliki makna tersendiri.
Advertisement
"Jadi memang ini Bang Emil dan Babeh Suswono, pesan dari maskot ini adalah pesan dari sebuah minuman kesehatan gitu, susu. Bang Emil ingin masyarakat Jakarta sehat dan meneruskan program Prabowo Subianto di Jakarta, yaitu makan gizi gratis beserta susunya," kata David kepada merdeka.com di lokasi.
Selain itu, maskot yang sengaja dihadirkan di debat perdana cagub-cawagub Jakarta ini disebutnya buah dari pemikiran mantan gubernur Jawa Barat yaitu susu gratis yang memang mendukung program dari Prabowo.
Meski begitu, maskot yang dibuatnya itu ditegaskannya dengan menggunakan dana pribadi.
"Iya kita memang sengaja ke sini untuk men-support pikiran-pikiran Bang Emil berupa maskot," ujar David.
Selain itu, terkait dengan tidak hadirnya masa pendukung RIDO dan hanya menampilkan maskot saja, karena memang mereka hanya melakukan nonton bareng (nobar) debat di kantor DPD Golkar DKI Jakarta.
Â
Pendukung Pramono-Rano Bawa Maskot Sandal Jepit
Sementara itu, masa pendukung Pramono-Rano yang saat itu hadir langsung ke lokasi juga terlihat menghadirkan maskot yang berupa sendal jepit berwarna oren.
Ketua Tim Kreatif Pemuda Kaum Betawi, Said mengatakan, alasan menghadirkan maskot sendal yang bertuliskan Bang Doel itu karena memang sama dengan keseharian Pramono-Rano yang kerap menggunakan sandal jepit.
"Kita setiap kali meeting, pokoknya setiap kali meeting, dia selalu pakai sendal jepit, rakyat. Nah, jadi gue ngerasa kayaknya cocok nih buat jadi ikon, dan ketika kita tahu bahwa sendal jepit ini juga punya filosofi merakyat, terus dibutuhkan sama semua orang, terus keredahan hati," ujar Said.
"Dan intinya adalah, sendal ini dipakai sama semua orang, apapun latar belakangnya itu. Orang kaya, orang miskin, pasti penduduk memakai sendal jepit gitu kan," sambungnya.
Selain itu, sendal jepit tersebut juga disebutnya sejalan dengan filosofi partai pendukung Pramono-Rano yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Terlebih, maskot yang dibuatnya ini juga dengan menggunakan dana pribadi.
Karena, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu disebut sebagai partai wong cilik. Apalagi, maskot yang dihadirkannya itu sudah mendapatkan respon positif dari calon yang didukungnya.
"Sendal jepit ini mewakili gitu kan, mewakili dari wajah masyarakat Indonesia yang sesungguhnya gitu. Iya, alhamdulillah sudah tahu gitu, kita sudah propose ke mereka, ke tim relawan juga. Kita sudah komunikasi dan mereka approve," jelasnya.
Tak hanya menghadirkkan maskot sendal jepit berwarna oren saja, mereka juga membawa pemain hadroh yang berjumlah 12 orang.
"Paling gini ya, kalau Hadroh itu kulturnya kultur Islami. Nah kebanyakan di Betawi itu, adat istiadatnya itu nyerepet-nyepet ke Islami. Paling itu, hanya itu saja," ujar salah satu pengurus Pemuda Kaum Betawi, Pandu.
"(Hadroh) Sama, dari Pemuda Kaum Betawi. Bagian dari elemen organ kita gitu, ada musik, ada pendampingan hukum, ada budaya, ada pendidikan gitu, musikal salah satunya," pungkas Said.
Â
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Â
Advertisement