Sukses

Bacagub Sulteng Ahmad Ali, Bantu Pembangunan Kantor DDI

Bakal calon Gubernur Sulawesi Tengah, Ahmad Ali, menunjukkan kepeduliannya akan keberadaan organisasi Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI) Sulteng.

Liputan6.com, Jakarta Bakal calon Gubernur Sulawesi Tengah, Ahmad Ali, menunjukkan kepeduliannya akan keberadaan organisasi Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI) Sulteng.

Salah satu bentuk kepedulian dari pasangan Abdul Karim Aljufri di Pilkada Sulawesi Tengah 2024 itu, adalah ikut menyumbang kantor sekretariat Pengurus Wilayah DDI Sulteng.

"Sebagai bagian dari komitmen saya untuk mendorong pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat, saya berharap kontribusi ini bisa mendukung organisasi untuk beroperasi lebih efektif," kata Ahmad Ali dalam keterangannya, Sabtu (8/9/2024).

Politikus NasDem ini berharap, kantor DDI ini bisa menjadi pusat kegiatan bersama, terlebih bagi anggota dan masyarakat luas lainnya.

"Semoga kantor ini bisa menjadi pusat kegiatan yang memberikan manfaat bagi seluruh anggota dan masyarakat luas," kata Ahmad Ali.

Diketahui, Pasangan Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri (AA) diusung 10 partai yakni NasDem, PSI, Golkar, Perindo, Gerindra, PPP, PKB, PAN, PKN, dan Prima atau yang terbanyak di antara pasangan-pasangan lain dalam Pilgub Sulteng 2024.

Di antara pasangan lainnya, pasangan AA menjadi yang paling awal mengamankan persentase suara dukungan parpol. Modal itu membuat pasangan yang mengusung semangat 'Harapan Baru' Sulawesi Tengah itu optimis menang.

Meski begitu Ahmad Ali meminta pendukungnya agar menjunjung tinggi demokrasi damai dan menghormati apapun hasil pilgub nanti.

"Semua bakal cakada Sulteng luar biasa. Kami tidak bisa memprediksi tapi kami akan bekerja dengan sungguh-sungguh, berkomunikasi dengan masyarakat, dan menawarkan gagasan" kaya Ahmad Ali.

2 dari 2 halaman

Dukung Pemberantasan Kemiskinan di Sulawesi Tengah

Secara khusus tokoh asal Morowali itu menyinggung persoalan penuntasan kemiskinan di Sulteng yang disebutnya butuh perhatian serius terutama karena Sulteng adalah daerah dengan industri pertambangan yang besar khususnya nikel.

Pertumbuhan ekonomi yang diklaim pemerintah daerah disebutnya belum dirasakan merata.

"Masih ada 300 ribuan masyarakat miskin di Sulteng. Artinya pertumbuhan ekonomi hari ini tidak inklusif. Jalannya dengan membuka lapangan pekerjaan yang menuntut pemerintah harus proaktif," kata Ahmad Ali.

Video Terkini