Sukses

Pengamat Politik Sebut Yusril Bisa Jadi 'Jalan Tengah' untuk Dampingi Prabowo di Pilpres 2024

Pengamat Politik dari Lembaga Riset Publik (LRP) Muhammad Al-Fatih mengatakan sosok dibutuhkan Prabowo tidak sekedar mampu mendongkrak elektabilitas, tetapi juga mampu membantu Prabowo menjalankan tugas.

Liputan6.com, Jakarta - Koalisi Indonesia Maju (KIM) tengah menyerap masukan publik terkait sosok calon pendamping Prabowo Subianto, sebagai bakal calon wakil presiden di Pilpres 2024. Diketahui, KIM saat ini beranggotakan tiga partai parlemen yaitu Gerindra, PAN, Golkar dan tiga partai non-parlemen yaitu PBB, Gelora, dan Garuda.

Sejumlah nama masuk ke dalam bursa, seperti Erick Thohir, Airlangga Hartarto dan Yusril Ihza Mahendra yang berasal dari partai-partai pendukung KIM. Selain itu, ada juga nama-nama lain yang kerap digadang disandingkan dengan Prabowo, seperti Gibran Rakabuming dan Yenny Wahid.

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dari Lembaga Riset Publik (LRP) Muhammad Al-Fatih mengatakan sosok dibutuhkan Prabowo tidak sekedar mampu mendongkrak elektabilitas, tetapi juga mampu membantu Prabowo menjalankan tugas.

"Calon wakil presiden untuk Prabowo bukan sekedar 'ban serep' tetapi tokoh yang mampu bekerja membantu Prabowo dalam menata kehidupan bernegara," kata Al dalam keterangan diterima, Selasa (19/9/2023).

Al menilai, dari sejumlah nama dalam bursa bakal calon wakil presiden yang ada, Yusril diyakini bisa menjadi jalan tengah. Sebab secara latar politik sosoknya bukan berasal dari partai non parlemen dan pengalaman eksekutif, Yusril pernah tiga kali menjabat sebagai menteri di tiga era presiden berbeda.

"Saya menyarankan agar Prabowo memilih cawapres dari parpol non parlemen yang bisa menjadi 'jalan tengah' yang bisa diterima baik," jelas Al.

Selain latar partai non parlemen dan pengalaman eksekutifnya, Al menyebut Yusrli juga seorang negarawan dan intelektual sebagai seorang pakar hukum tata negara. Berdasarkan latar kesukuan, Yusril dapat mewakili kelompok di luar Jawa, sebagai seorang Melayu-Minangkabau yang lahir dan besar di Belitung.

"Ini penting sebagai simbol perekat persatuan dan kesatuan bangsa kita yang majemuk. Prabowo meskipun mempunyai ibu asal Manado, namun secara kultural lebih dianggap "Jawa". "Kombinasi Prabowo-Yusril ibarat dwi-tunggal Soekarno-Hatta," ujar Al.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sosok yang Moderat

Sebagai seorang muslim, Yusril dinilai sebagai seorang yang moderat dan diterima oleh golongan modernis dan tradisionalis. Almarhum Gus Dur pernah menyebut, kakek Yusril adalah ulama NU kultural dan ayahnya yang Masyumi.

"Kedekatannya dengan NU ini dapat mengimbangi posisi Cak Imin dan juga mengimbangi Erick Tohir yang belakangan ini dengan berbagai cara mencoba mendekati kalangan NU," sebut Al.

Meski dengan NU, Yusril juga tidak asing di telinga Muhammadiyah. Sebab, sosoknya terbilang aktif di Majelis Hikmah PP Muhammadiyah masa kepemimpinan A.R. Fachruddin.

"Yusril juga mengajar di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Hubungannya dengan Persis dan Dewan Dakwah juga berlangsung sejak lama. Yusril memang murid Mohammad Natsir, tokoh penting bukan saja Masyumi, tetapi juga Persis dan Dewan Dakwah," ungkap Al.

"Dengan demikian, secara pribadi saya nilai hal ini yang tidak dimiliki oleh calon lain yang disebut-sebut sebagai bakal calon wakil presiden dari Prabowo," Al menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.