Ada Sinyal Kedekatan dengan NU, Perkuat Kandidasi Prabowo Jelang Pilpres 2024

Liputan6.com, Jakarta - Ada sinyal kedekatan dengan Nahdlatul Ulama (NU) turut serta memperkuat Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menegaskan, Menteri Pertahanan tersebut saat ini terbukti menjadi salah satu capres yang memiliki kedekatan hingga keakraban dengan para tokoh-tokoh NU.

“Tokoh-tokoh NU, kedekatan kiai-kiai NU, ulama-ulama NU dengan Prabowo Subianto dekat, salah satunya adalah Habib Luthfi, dekat dengan Prabowo,” kata Ujang, ketika dihubungi, Sabtu (19/8).

Ujang menambahkan, adanya kedekatan Prabowo dengan tokoh-tokoh NU memang memperbesar peluang dukungan. Kendati demikian, Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia ini menggarisbawahi perlunya Prabowo untuk terus konsisten mendekatkan diri kepada tokoh-tokoh NU.

“Karena setiap ulama dan kiai dekat dengan semua capres tapi bisa jadi, yang akan menjadi ikatan dukungan itu seberapa besar ikatan batin Prabowo dengan ulama-ulama tersebut, seberapa besar perhatian Prabowo dengan kiai-kiai tersebut dan seberapa besar kepedulian serta intensitas pertemuan Prabowo dengan kalangan kiai-kiai NU tersebut, itu jadi penting” ungkap Ujang.

Karenanya, Ujang meyakini jika hal tersebut bisa dilakukan dengan baik oleh Prabowo bukan tidak mungkin, limpahan dukungan dari mayoritas warga Nahdliyin di berbagai kota besar di Indonesia akan turut serta mempertebal elektabilitasnya pada Pilpres 2024 mendatang.

“Oleh karena itu, kalau itu dilakukan Prabowo bisa menjadi nilai plus bagi Prabowo untuk mendapatkan dukungan dari para ulama dan kiai-kiai NU,” tuturnya.

Sebelumnya, merujuk pada data survei yang dirilis oleh Surabaya Research Syndicate (SRS) periode 2-11 Agustus 2023, Prabowo terbukti menjadi Capres yang paling banyak mendapatkan dukungan dari kalangan Nahdliyin. Dalam survei tersebut, Prabowo sukses mengantongi dukungan dengan total suara mencapai 41,5 persen, disusul oleh Ganjar Pranowo dengan mengantongi dukungan 36,5 persen dan Anies Baswedan yang hanya meraup suara sebesar 10,8 persen dari warga NU.